Arosuka, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, akan menertibkan bagan apung di sepanjang Danau Singkarak pada Juli 2019, karena dikhawatirkan merusak ekosistem ikan bilih endemik danau tersebut.
"Sebelumnya pada akhir 2018 kami telah melakukan penertiban bagan-bagan apung dengan acuan Perda Provinsi Sumbar, sebab Danau Singkarak berada di dua kabupaten, yakni Kabupaten Tanah Datar dan Solok," kata Kepala Dinas Satpol-PP Kabupaten Solok, Efriadi melalui Kabid Penegak Perda, Hendrianto di Arosuka, Jumat.
Ia menjelaskan pada penertiban 2018, Asosiasi nelayan Danau Singkarak meminta waktu penangguhan penertiban selama tujuh bulan atau hingga Juli 2019.
Karena masa penangguhan penertiban itu akan habis pada Juli 2019 ia meminta para nelayan segera membersihkan atau membongkar sendiri bagan-bagan mereka yang masih mengapung di perairan Danau Singkarak.
Dari kondisi saat ini kata dia, bagan-bagan itu masih ada dan belum dibongkar sehingga merusak pemandangan, keindahan, dan ekosistem ikan bilih yang menjadi spesifik danau tersebut.
"Petani ikan yang memakai bagan juga nenggunakan pelet atau pakan ikan yang menjadi racun bagi ikan bilih sehingga merusak keseimbangan ekosistem Danau Singkarak," sebutnya.
Sesuai data pada November 2018, ada enam nagari yang memiliki bagan di Singkarak, yaitu di Nagari Kacang 40 bagan, Tikalak sebanyak 48 bagan, Nagari Singkarak 14 bagan, Saniang Baka 75 bagan, Muaro Pingai sebanyak 52 bagan dan Paninggahan 27 bagan.
"Jadi ada sekitar 256 bagan di sepanjang danau, baru 93 bagan yang telah dibuka," ujarnya.
Ia menyebutkan 93 bagan yang dibuka di Nagari Kacang 23 bagan, Tikalak delapan bagan, Singkarak sebanyak enam bagan, Saniang Baka 35 bagan ikan, Muaro Pingai tiga bagan, dan Paninggahan sebanyak 18 bagan.
"Kami akan berusaha untuk menertibkan bagan pada Juli 2019, apabila masih banyak peternak ikan yang melanggar akan langsung dibongkar bagannya," sebutnya.
Ia berharap peternak ikan yang selama ini menggunakan bagan di Danau Singkarak agar beralih ke kolam buatan sehingga tidak mengganggu ekosistem Danau Singkarak. (*)
Berita Terkait
Wisata Pasar Apung saat banjir di Muaro Jambi
Senin, 29 Januari 2024 16:09 Wib
Penggunaan keramba jaring apung Danau Maninjau
Jumat, 29 Desember 2023 16:05 Wib
Produksi ikan di Agam capai 7.093,10 ton pada triwulan pertama
Kamis, 25 Mei 2023 17:27 Wib
15 ton ikan di Danau Maninjau mati akibat angin kencang
Selasa, 16 Mei 2023 16:46 Wib
Kematian benih ikan di Danau Maninjau capai lima ton
Jumat, 3 Maret 2023 16:41 Wib
Angin cukup kencang, petani keramba Danau Maninjau diminta tak tebar benih
Kamis, 2 Maret 2023 15:37 Wib
Agam anggarkan Rp300 juta tata keramba ikan di kawasan objek wisata Linggai Park
Sabtu, 28 Januari 2023 10:18 Wib
Ada tanam padi sistem apung, seperti apa sih?
Kamis, 26 Januari 2023 20:10 Wib