Mendag: pengusaha harus siap hadapi revolusi industri

id Menteri perdagangan, HIPMI

Mendag: pengusaha harus siap hadapi revolusi industri

Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita selepas membuka Rakerda BPD HIPMI Sumatera Barat di Politeknik Padang, Kamis. (Antara Sumbar/ Mario Sofia Nasution)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengatakan pengusaha harus mempersiapkan diri mereka untuk mengahadapi revolusi industri 4.0 yang serba digital agar tetap bertahan di masa yang akan datang.

“Revolusi industri terus terjadi mulai dari revolusi yang pertama hingga saat ini, pengusaha juga harus berbenah dan memperisapkan diri untuk bersaing secara global,” kata dia ketika membuka Rakerda BPD HIPMI Sumbar di Kota Padang, Kamis.

Menurut dia apabila generasi mempersiapkan diri mereka dengan keterampilan dalam bidang ilmu pengetahuan tentu dalam menghadapi bonus demografi nanti akan lebih mudah.

Namun sebaliknya, apabila sejak hari ini pengusaha muda ini belum berbenah maka bonus demografi nanti akan menjadi beban bagi bangsa ini.

Ia mengatakan revolusi industri ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri pada pengusaha muda, ia mencontohkan saat ini untuk memulai usaha tidak perlu membuka toko dengan usaha besar seperti dulu namun dapat memanfaatkan ruang di internet untuk berusaha

“Itu salah satu hal yang positif dari revolusi industri. Dalam hal ini tentu mereka harus jeli memanfaatkan hal tersebut,” katanya.

Ia mengatakan modal tersebesar seorang pengusaha adalah kejujuran dan konsistensi, apabila itu dimiliki setiap pengusaha muda mereka akan maju dalam bidang usaha tersebut.

“Kami dari Kementerian nantinya akan memberikan pendampingan kepada pengusaha muda di Sumatera Barat dalam menghadapi era revolusi industri,” katanya.

Sementara Ketua BPP HIPMI Bahlil Lahadalia mengatakan ada konsep yang salah di generasi muda Indonesia terutama mereka yang baru lulus kuliah. Mereka pasti berangan-angan menjadi orang kaya namun pekerjaan yang ingn mereka dapatkan adalah menjadi karyawan seperti karyawan BUMN, PNS dan lainnya.

Menurut dia pekerjaan sebagai pegawai negeri, karyawan BUMN atau swasta bahkan menjadi kepala daerah baik bupati maupun gubernur, menteri sekalipun tidak akan membuat mereka kaya. Berbeda dengan pengusaha, mereka memiliki gaji besar dan dibutuhkan oleh pemerintah untuk melangsungkan pembangunan.

Dari penelitian HIPMI dnegan Universitas Indonesia sekitar 83 persen pekerjaan yang ingin didapatkan oleh mahasiswa yang baru lulus adalah menjadi pegawai atau karyawan, sementara yang ingin menjadi pengusaha hanya sekitar empat persen.

“Ini tugas kita bersama untuk mengajak generasi muda berani menjadi pengusaha dan berbuat langsung untuk bangsa ini,” kata dia. (*)