Masyarakat harus cerdas memilah berita

id Hoaks,Kemkominfo

Masyarakat harus cerdas memilah berita

Warga yang tergabung dalam Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) menunjukkan saat unjukrasa menolak hoaks di Alun-alun Tegal, Jawa Tengah, Rabu (10/10). (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/ama)

Jakarta, (Antaranews Sumbar)- Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat untuk cerdas dalam memilah berita dan tidak menjadi bagian penyebar berita bohong atau hoaks.

"Kita jangan ikut membuat kabar bohong (hoax) dan jangan ikut menyebarkan. Banyak (warga)masyarakat aktif membuat konten dan di unggah di medsos, tapi ada yang baik ada juga tidak baik seperti menghasut memfitnah dan berita bohong," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Niken Widiastuti, di Jakarta, Selasa.

Niken menyoroti penyebaran hoax yang sedang menjadi masalah pelik di dunia komunikasi Indonesia. Oleh karena itu, ia menegaskan pemerintah terus mengimbau masyarakat agar tidak menjadi bagian penyebar berita bohong atau hoax.

Kominfo memberikan penghargaan kepada sembilan insan komunikasi dan lembaga komunikasi yang mempunyai peranan dalam bidang komunikasi. Pemberian penghargaan diserahkan dalam acara malam Anugerah Komunikasi Indonesia di Bandung, Senin malam.

"Pemerintah memberikan apresiasi pada tokoh yang mempunyai kontribusi luar biasa dalam bidang ini (komunikasi). Ada komunikasi kemanusiaan, komunikasi kebangsaan, literasi, dan banyak kategori lainnya," tambah dia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Anugerah Komunikasi Indonesia 2018 yang juga Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Dadang Rahmat Hidayah mengatakan langkah pemerintah dalam penyelenggaraan kegiatan ini sangat baik di tengah kondisi komunikasi saat ini. Apalagi malam penganugerahan ini memiliki banyak kategori, sehingga sebaran nilai-nilai komunikasi menjadi lebih unik dan luas.

Para penerima Anugerah Komunikasi Indonesia 2018 ini adalah Kampung Cyber (Komunitas Literasi Digital), Angkie Yudistia (Tokoh Literasi Komunikasi Sosial), Muhammad TWH (Tokoh Kurator Komunikasi Jurnalistik), Kasepuhan Cipta Gelar (Komunikasi Komunikasi Haemoni Sosial), Pesantren Al Kasyaf (Komunitas Pemberdayaan Komunikasi), Michael Yarisetouw (Penggiat Komunikasi Kepemudaan), George Arnold Awi (Tokoh Komunikasi Kebangsaan), Mafindo (Komunikasi Komunitas Literasi Digital), dan Sutopo Purwo Nugroho dari BNPB (Tokoh Komunikasi Kemanusiaan dan Communicator of The Year). (*)