Pengelola Resort Aloita minta maaf, legislator minta persoalan ini diusut

id kasus resort di mentawai,pengusiran anggota dprd

Pengelola Resort Aloita minta maaf, legislator minta persoalan ini diusut

Pengelola Aloita Resort Fabrizio Balliere (kiri) yang diduga melakukan pelarangan masuk terhadap rombongan anggota DPRD Sumbar dan DPRD Mentawai ke resort yang dikelolanya. (ANTARA SUMBAR/Mario S Nasution)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Pengelola Resort Aloita Fabrizio Balliere menyampaikan permintaan maaf atas pelarangan rombongan anggota DPRD Sumatera Barat dan DPRD Mentawai yang ingin memasuki resort yang dikelolanya.

"Saya sangat menyesalkan terjadinya hal ini, secara terbuka jujur serta ikhlas memohon maaf kepada semua pihak atas kesalahpahaman ini," kata warga negara Italia ini didampingi penasihat hukumnya Aim Zein saat jumpa pers di Padang, Kamis.

Ia mengatakan tidak ada niat melarang rombongan masuk ke resort yang berada di Pulau Simakakang Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai itu. "Kami meminta agar masalah ini cukup sampai di sini dan tidak diperpanjang," ujarnya.

Ia mengatakan hanya ingin konsentrasi pada usaha dia dan menyumbang hal positif bagi masyarakat Mentawai.

Sementara kuasa hukum Aloita Resort Aim Zein mengatakan pada Minggu (11/3) ada sebuah kapal mencoba merapat ke dermaga.

Kapal tersebut berukuran besar daripada kapasitas ukuran dermaga apung yang dimiliki Aloita Resort.

"Pada saat itu Fabrizio sedang melakukan perbaikan dermaga. Resort juga dalam keadaan tutup karena sedang direnovasi," jelasnya.

Pada saat kapal tersebut ingin merapat, kapal milik Resort Aloita sudah terlebih dahulu bersandar dan terikat di dermaga dalam keadaan baru dicat dan masih basah.

Dalam keadaan seperti itu, orang yang akan ke dermaga pasti harus berjalan melewati kapal kami yang dalam keadaan cat basah di bagian dalam lantainya.

Kemudian Fabrizio mendekati kapal itu dan menyampaikan kepada kapten kapal bahwa kapal tersebut belum dapat merapat dengan karena dermaga sedang dalam perbaikan.

"Dermaga berbahaya digunakan karena banyak paku dan lantai papan yang terbuka serta longgar," katanya.

Setelah itu pihaknya meminta maaf dan mempersilahkan tamu-tamu tersebut untuk masuk melewati pantai. Lalu Fabrizio dan stafnya Gertrind Wahur berusaha meyakinkan tamu untuk melewati jalan pantai demi keselamatan mereka.

"Sangat disayangkan terjadi kesalahpahaman dan kami dianggap melakukan pelarangan. Para tamu-tamu marah-marah sebagaimana yang terlihat di video," ujarnya.

Fabrizio mengatakan selamat datang kepada rombongan, maaf pak tolong tidak boleh lewat dermaga karena bahaya dan masih dalam tahap renovasi, tolong lewat pantai.

Sementara Anggota DPRD Sumatera Barat Risnaldi yang ikut dalam rombongan tersebut mengatakan Fabrizio secara jelas melakukan pengusiran terhadap rombongannya.

"Kata-katanya sangat jelas mengusir kami. Tidak bisa merapat ke sini silahkan ke pantai lain," kata politisi Nasdem itu.

Menyikapi persoalan ini Fraksi Nasdem telah mengirim surat kepada Pimpinan DPRD Sumatera Barat untuk segera menyikapi persoalan ini. Dirinya berharap komisi I DPRD Sumatera Barat segera melakukan kajian terhadap persoalan ini.

"Kalau meminta maaf kami terima, tapi jangan berlindung dengan tidak fasihnya dia berbahasa Indonesia. Dia secara jelas dan fasih mengusir sehingga membuat kami emosi," kata dia.

Ia mengakui juga telah melaporkan persoalan ini kepada pihak kepolisian dan mereka berjanji akan menindaklanjutinya.

"Permintaan maaf tentu kami terima tapi persoalan ini harus diusut tuntas kenapa ada pelarangan masuk ke pulau itu," katanya.

Video: Mario S Nasution