Selain bawa gir, pelajar SMPN ini simpan gambar ponor di ponsel

id gir,pelajar bolos,satpol pp

Selain bawa gir, pelajar SMPN ini simpan gambar ponor di ponsel

Ilustrasi.

Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Lima pelajar SMP di Kota Pariaman, Sumatera Barat, tertangkap oleh Satpol PP membawa gir sepeda motor yang dimodifikasi diduga digunakan untuk tawuran. Selain itu, salah satu ponsel mereka juga menyimpan gambar porno.

"Pelajar tersebut diamankan petugas di salah satu warung internet di Desa Mangguang Kecamatan Pariaman Utara karena bolos saat proses belajar mengajar berlangsung," kata Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Pariaman, Handrizal Fitri, di Pariaman, Rabu.

Dari lima orang pelajar tersebut pihak Satpol-PP berhasil menyita dua unit gir sepeda motor yang dimodifikasi menggunakan sabuk, ikat pinggang berkepala besi serta telepon genggam menyimpan gambar porno.

Pihaknya menyampaikan benda-benda seperti gear sepeda motor yang dimodifikasi tersebut, biasanya digunakan oleh pelajar untuk tawuran.

"Pengakuan pelajar gear sepeda motor tersebut untuk koleksi pribadi dan pengamanan diri, namun itu sama sekali tidak rasional dan dikhawatirkan digunakan sebagai alat untuk tawuran," ujar dia.

Para pelajar tersebut diamankan petugas berdasarkan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2013 pasal 8 ayat 1 tentang Penyakit Masyarakat (Pekat).

"Lebih rincinya dalam Perda tersebut setiap anak didik dilarang berkeliaran saat proses belajar mengajar berlangsung," katanya.

Seterusnya para pelajar tersebut dilakukan pembinaan agar tidak mengulangi perbuatan yang sama serta pemanggilan pihak sekolah untuk ditindaklanjuti.

Terpisah anggota DPRD Kota Pariaman, Fitri Nora mengharapkan Lembaga Adat agar mengoptimalkan perannya untuk ikut mengawasi pelajar di daerah tersebut.

"Para pemangku adat di lembaga tersebut mempunyai peran cukup besar untuk mengawasi anak kemenakannya termasuk kalangan pelajar, dan peran itu yang diminta lebih dioptimalkan," ujarnya.

Persoalan tersebut, sudah sering terjadi dan perlu solusi nyata oleh para pemangku kepentingan agar dapat menekan minimnya pelajar yang berkeluyuran saat proses belajar mengajar berlangsung.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan, yaitu kembali mengoptimalkan peran pemangku adat yang ada seperti Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Bundo Kanduang dan Kerapatan Adat Nagari (KAN).

Pihaknya menilai apabila peran lembaga adat dapat lebih maksimal, maka pelanggaran seperti yang dilakukan pelajar dapat ditekan sedini mungkin.

Selain itu pihaknya juga mengingatkan peran serta orang tua agar ikut mengontrol perkembangan emosi anak. Hal itu dinilai berpengaruh besar kepada perkembangan kepribadiannya. (*)