Padang Lombakan Penulisan Ringkasan Film G30S PKI

id Barlius

Padang Lombakan Penulisan Ringkasan Film G30S PKI

Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Barlius. (Antarasumbar/Pratiwi Tamela)

Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat melombakan penulisan ringkasan tentang film dan kisah G-30-S/PKI di tingkat siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

"Kami tidak mewajibkan siswa menonton filmnya, tetapi mereka wajib membuat resume dan dilombakan di setiap sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Barlius di Padang, Jumat.

Ia menyebutkan siswa SD kelas 4, 5, dan 6, serta SMP kelas 7, 8, dan 9 diharuskan menulis ringkasan tentang film G-30-S/PKI yang akan dikumpulkan pada hari Senin (2/10).

Siswa yang dinilai lengkap dan panjang dalam menulis ringkasan akan mendapat hadiah dari sekolahnya masing-masing serta diperingkatkan nomor satu, dua, tiga, dan harapan.

"Tujuan lomba ini untuk meningkatkan pemahaman siswa sejak dini tentang berbahayanya organisasi pemecah belah bangsa tersebut," katanya.

Ia meminta saat siswa membuat resume, baik menonton di televisi maupun melihat secara daring, orang tua wajib mendampingi anak.

Menurut rencana, kata dia, film akan diputar pada tanggal 30 September 2017 pukul 20.00 WIB di stasiun televisi lokal Padang.

Dari arahan wali kota, akan diselenggarakan serentak menonton bareng di sebelas kecamatan yang ada.

Berkaitan dengan larangan Kementerian Pendidikan Kebudayaan menonton film tersebut bagi siswa SD dan SMP, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Muhadjir Effendy saat kunjungan ke Padang lalu dan telah mengutarakan keinginan tersebut.

Sementara itu, orang tua siswa di Padang Rozawati berharap adegan kekerasan yang ada pada film G-30-S/PKI tidak ditayangkan bila itu akan ditontonkan oleh anak-anak.

Menurut dia, film perjuangan seperti itu seharusnya ditontonkan kepada siswa agar memahami sejarah bangsanya.

Pasalnya, saat ini banyak siswa yang tidak mengenal tokoh pahlawan, sejarah perjuangan, dan situs sejarah.

Dengan adanya pemutaran film seperti itu, menurut dia, akan diperkuat ilmu pengetahuan sejarahnya. (*)