Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengajukan permintaan pembangunan 38 BTS (Base Transceiver Station) untuk tiga kabupaten daerah 3T (daerah tertinggal terdepan dan terluar) di daerah itu.
"Permintaan kita diterima baik oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI)," kata Kepala Dinas Kominfo Sumbar, Yeflin Luandri di Padang, Jumat.
Bahkan menurut dia BP3TI menawarkan untuk menambah jumlah BTS yang diajukan, karena target pembangunan 5000 BTS secara nasional, masih belum terpenuhi.
Jumlah BTS yang diajukan untuk dibantu tersebut masing-masing Mentawai 22 unit, Pasaman Barat sembilan unit dan Solok Selatan tujuh unit.
Jumlah itu sebenarnya belum memadai, karena masih ada beberapa daerah yang belum tersentuh akses signal seluler atau biasa disebut blank spot.
"Sekarang karena ada kesempatan, kita minta daerah 3T masing-masing Mentawai, Pasaman Barat dan Solok Selatan untuk mendata kembali kebutuhan BTS terutama untuk daerah blank spot," kata dia.
Minggu depan, data tersebut diharapkan telah sampai ke provinsi dan akhir Agustus 2017 diajukan kembali pada BP3TI.
Data yang disampaikan itu akan diverifikasi oleh tim yang turun langsung ke lapangan. Proses pembangunannya dimulai pada 2018.
Sementara itu khusus untuk Mentawai yang merupakan daerah kepulauan dan masih terkendala jaringan listrik, Yeflin mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait.
"BTS memang berkaitan erat dengan listrik. Tetapi listrik bukan kewenangan kita, karena itu kita koorsinasikan dengan Dinas ESDM," kata dia.
Sementara itu Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan, daerah 3T merupakan fokus penanganan untuk dikeluarkan dari status tertinggal.
Penanganan itu tidak hanya dari kabupaten dan provinsi, tetapi juga diupayakan dari pemerintah pusat.
"Semua peluang yang ada di pusat, akan kita upayakan untuk membantu daerah tertinggal di Sumbar," kata dia.*
Pangkas Blank Spot, Daerah 3T Sumbar Dibantu 38 BTS
Kepala Diskominfo Sumbar, Yeflin Luandri (Antara)
