BEI Sosialisasikan "Yuk Nabung Saham" di Solok

id BEI, Sosialisasi, Yuk Nabung Saham

BEI Sosialisasikan "Yuk Nabung Saham" di Solok

(ANTARA TV SUMBAR)

Arosuka, (Antara Sumbar) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Padang, Sumatera barat (Sumbar) melakukan sosialisasi "Yuk Nabung Saham" di Kabupaten Solok, pada Kamis.

"Sosialisasi "Yuk Nabung saham' bertujuan agar masyarakat luas khususnya di Solok mengerti dan bisa memiliki saham dari perusahaan besar yang ada di Indonesia serta merasakan untungnya," Kata Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia Padang, Reza Sadat Shahmeini di Arosuka, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa program ini dicetuskan oleh Wakil presiden Yusuf Kalla dalam rangka demokratisasi ekonomi sejak tanggal 12 November 2015. Semenjak peluncuran oleh Wapres, investasi saham bisa dimulai dengan Rp100 ribu.

Sejauh ini, sudah ada 573 perusahaan di Indonesia yang secara terbuka telah menjual sahamnya kepada publik atau bisa dibeli oleh masyarakat.

Hal ini didasari karena banyak saham yang telah dibeli publik berasal dari masyarakat asing, bukan dari masyarakat Indonesia, padahal perusahaan tersebut beroperasi dan berjalan di Indonesia.

"Jadi, dengan sosialisasi ini, masyarakat bisa tahu bagaimana cara berinvestasi dan membeli saham, jadi semua kalangan dapat berkontribusi dalam penanaman modal," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa saham (surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan) yang merupakan produk dari pasar modal, berada di bawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tokonya adalah perusahaan sekuritas.

Pasar modal adalah tempat bertemu pihak yang perlu dana jangka panjang dengan pihak yang perlu investasi pada instrumen finansial.

Ia melanjutkan, dengan berinvestasi jangka panjang masyarakat dapat memperoleh keuntungan dan manfaat dimasa depan.

"Dalam berinvestasi masyarakat harus memilih perusahaan yang telah jelas kredibilitasnya, agar kemungkinan rugi kecil," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak membeli barang konsumtif yang dapat berkurang nilainya setalah digunakan, tetapi jika berinvestasi hasilnya akan terus bertambah dari tahun ketahun.

"Saham tidak kadaluarsa selama perusahaannya masih ada," ujarnya. (*)