BMKG: Hotspot Terdeteksi di Tiga Wilayah Sumbar

id Titik Api

BMKG: Hotspot Terdeteksi di Tiga Wilayah Sumbar

Ilustrasi kebakaran hutan. (Antara)

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Koto Tabang, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat sejumlah hotspot atau titik panas terdeteksi di tiga wilayah Sumbar.

"Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua periode 13 sampai 14 Agustus 2016, titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Sijunjung," kata Kepala BMKG Stasiun GAW Bukit Koto Tabang, Edison dikonfirmasi dari Bukittinggi, Rabu.

Ia menyebutkan di wilayah Pesisir Selatan terdapat dua titik panas yakni di Basa Ampek Balai Tapan dan Pancung Soal, kemudian Pasaman di Mapat Tunggul dan Sijunjung di Kamang Baru.

"Informasi itu berdasarkan deteksi satelit yang lokasi sebenarnya di lapangan dapat bergeser sehingga perlu dilakukan verifikasi langsung ke lapangan oleh pihak terkait," jelasnya.

Selain empat titik panas di tiga kabupaten itu, masih ada 14 titik lainnya di wilayah Sumbar namun dengan tingkat kepercayaan di bawah 80 persen.

Titik panas tersebut di antaranya terdeteksi oleh satelit Terra dan Aqua di wilayah Kabupaten Solok Selatan di Sangir Batanghari dan Sangir Jujuan, Kabupaten Lima Puluh Kota di Pangkalan Koto Baru.

Kemudian Kabupaten Pasaman di Rao Selatan dan Kabupaten Pesisir Selatan di Lunang Silaut dan Ranah Pesisir.

"Ditinjau dari analisa parameter cuaca, potensi terjadinya kebakaran lahan di Sumbar termasuk kategori sangat mudah sehingga perlu peningkatan kewaspadaan untuk antisipasi," lanjutnya.

Ia mengatakan secara umum sebaran titik panas di Sumatera terdapat di Propinsi Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Riau, Sumbar, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.

"Informasi hotspot ini berguna untuk tanggap darurat asap dan agar diwaspadai oleh pihak yang terkait dengan meningkatkan imbauan pada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan yang memicu terjadinya kebakaran," ujarnya. (*)