Seorang Warga Payakumbuh Meninggal karena DBD

id Seorang Warga Payakumbuh Meninggal karena DBD

Payakumbuh, (ANTARA) - Satu dari tiga orang warga Kota Payakumbuh, Sumatera Barat yang menderita demam berdarah dengue, Fitria Zahra(10), meninggal dunia di RSUD Adnand WD Payakumbuh, Kamis pagi. Sementara dua penderita lain, yang juga orang tua Fitria masing-masing, Dedi(40), Titi(38), hingga saat ini masih mendapatkan perawatan intensif dari pihak rumah sakit. Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Merry Yuliesday, di Payakumbuh, Kamis mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan ada warga yang menderita DBD yang dirawat di RSUD Adnand WD sejak Rabu (9/1) sore. "Tadi pagi kami memperoleh informasi salah satu penderita, Fitria Zahra, yang merupakan warga Kelurahan Parak Betung Kecamatan Payakumbuh Barat, meninggal dunia sekitar pukul 05.00 WIB," kata dia. Menurut dia, pihaknya telah berada di Kelurahan Parak Betung sejak pagi untuk melihat dan menentukan lokasi yang akan difogging pada Jumat pagi (11/1). "Radius 200 meter ke depan, belakang, kiri dan kanan dari rumah penderita akan difogging besok pagi sekitar pukul 08.00 WIB," kata dia. Dia menyebutkan, fogging bukan solusi terakhir yang dapat dilakukan, karena hanya dapat memberantas nyamuk dewasa, sementara telur nyamuk yang telah menjadi jentik tidak terbasmi dengan cara tersebut. "Cara satu-satunya memberantas jentik nyamuk itu hanya dengan membersihkan lingkungan dari genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk bertelur," kata dia. Dia menambahkan, setelah dilakukan fogging, pihaknya akan kembali melakukan fogging satu minggu lagi. "Ini kita lakukan untuk memberantas nyamuk lain yang mungkin masih belum terbasmi," kata dia. Bersamaan dengan itu, dia mengimbau warga kota untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya. "Jangan biarkan tempat air menjadi sarang nyamuk," kata dia. Dia menambahkan, jentik nyamuk demam berdarah memiliki ciri khas yang bisa dikenali, yaitu jika mendapatkan gangguan gerakannya tegak lurus ke atas, sementara jentik nyamuk lain seperti melayang-layang di dalam air. "Jika menemukan jentik tersebut kuraslah segera tempat air itu," kata dia. Merry mengungkapkan, daerah padat menduduk seperti Parak Betung rentan menjadi sarang nyamuk DBD, apalagi jika kebersihan lingkungan juga kurang mendapat perhatian masyarakat. (**/mko/jno)