Pegiat: Pemboman Suriah Tewaskan 20 Orang di Aleppo

id Pemboman Suriah

Damaskus, (Antara/Xinhua-OANA) - Sedikitnya 20 orang diduga tewas akibat pemboman udara oleh militer Suriah terhadap satu daerah yang dikuasai gerilyawan di Kota Aleppo di bagian utara negeri itu pada Selasa (12/5), kata satu kelompok pemantau.

Satu pesawat Suriah menjatuhkan bom barel di desak satu stasiun bus di Daerah Jisr Al-Haj di Aleppo, sehingga melukai lebih dari 30 orang, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, yang berpusat di Inggris.

Observatorium tersebut mengatakan perempuan dan anak-anak termasuk di antara orang yang cedera dalam serangan itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ditambahkannya, jumlah korban jiwa bisa bertambah karena banyak orang menderita luka kritis.

Oposisi Suriah tersebut berulangkali menuduh tentara pemerintah menggunakan bom barel terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan, kebanyakan di Aleppo.

Sementara itu media resmi Suriah juga menuduh gerilyawan membom daerah yang dikuasai pemerintah dengan apa yang disebut Bom Neraka, sejenis senjata api yang dimodifikasi dengan jangkauan jarak dekat seperti mortir dan digunakan oleh pasukan gerilyawan.

Amunisi senjata tersebut adalah tabung gas yang diubah dan diisi peledak serta pecahan peluru.

Sehari sebelumnya, Observatorium itu menyatakan 50 warga sipil, termasuk 22 anak kecil dan delapan perempuan, tewas selama satu pekan terakhir akibat tembakan roket dan mortir gerilyawan ke daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo.

Brigade Syuhada Badar dan anggota milisi sekutunya, katanya, bertanggung-jawab atas pemboman tersebut dan telah meningkatkan serangan mereka setelah pasukan pemerintah menewaskan komandan Brigade Badar, Khaled Hayyani, pada 2 Mei.

Kota Aleppo, pusat ekonomi dan kota terbesar kedua di Suriah, terpecah antara pasukan pemerintah Suriah, yang menguasai bagian baratnya, dan sejumlah kelompok gerilyawan di bagian timur.

Amerika Serikat telah menyampaikan rencananya untuk melatih gerilyawan Suriah, dan Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad pada Sabtu (9/5) mengecam rencana AS untuk melatih gerilyawan Suriah.

Ia menuduh Washington mendukung terorisme dan menambah rumit situasi politik di Suriah, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.

Hampir sembilan bulan setelah Kongres AS pertama kali menahan dana untuk melatih gerilyawan Suriah, para pejabat Washington mengatakan Amerika Serikat telah mulai menawarkan pelatihan buat gerilyawan moderat di Suriah guna memerangi IS. Pelatihan sebanyak 90 gerilyawan yang sudah dipilih dimulai di Jordania, katanya, dan pelatihan lain diperkirakan diselenggarakan di Turki serta Arab Saudi.

Pada Kamis Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan personel militer AS telah mulai memberi pelatihan perang buat petempur guna memerangi kelompok fanatik IS --yang juga dikenal dengan nama ISIS.

Carter, yang menyebut program pelatihan tersebut sebagai "bagian penting dan rumit" dalam aksi anti-IS, mengatakan bagian awal dari pelatihan itu melibatkan hampir 90 petempur Suriah, dan kelompok kedua akan memulai pelatihan dalam beberapa pekan mendatang. (*)