Semburan Lumpur Dingin Akibat Pergeseran Lempeng Australia

id Semburan Lumpur Dingin Akibat Pergeseran Lempeng Australia

Kupang, (Antara) - Pakar Pertambangan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Noni Banunaek mengatakan semburan lumpur dingin di Pulau Semau, Kabupaten Kupang merupakan dampak dari pergerakan lempeng Australia. Pergerakan lempeng Australia itu yang mengakibatkan gempa berkekuatan 7,1 SR pada Jumat malam pekan lalu yang kemudian memicu semburan lumpur," katanya di Kupang, Kamis, menanggapi kejadian alam yang menghebohkan warga Kupang itu.. Dosen dan peneliti pada Fakultas Teknik Pertambangan Undana Kupang itu mengatakan adapun lokasi semburan adalah "mud volkano" atau gunung lumpur yang setelah bergesek menimbulkan panas lalu dimunculkan dalam bentuk semburan lumpur. Menurutnya, lempeng Australia bergerak dengan kecepatan tujuh sentimeter per tahun menghasilkan tekanan sehingga batuan yang bersifat liat (lumpur) naik ke permukaan. Dia menjelaskan, lempeng Australia bergerak ke lempeng Eurasia di utara. Semburan lumpur tersebut tidak hanya terjadi di Desa Uiasa, Pulau Semau tersebut tetapi juga terjadi di wilayah lainnya di Pulau Timor seperti di lereng Gunung Bambu antara titik Sulamu dan jurusan menuju desa Barate Fatuleu. "Di pantai selatan Pulau Timor tepatnya wilayah Ikan Foti, Kecamatan Amabarasi Barat (arah Baun) dan masih banyak lagi di wilayah Timor Tengah Selatan, Timor tengah Utara dan Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia juga ada semburan lumpur seperti itu," ujarnya. Menurut dia, lumpur yang keluar dari perut bumi bersuhu panas, mengandung belerang atau gas berbahaya. Lokasi lumpur juga bisa dijadikan tempat eksplorasi untuk pengeboran minyak bumi. Akan tetapi lumpur yang muncul di Pulau Semau bersuhu dingin. "Suhu lumpur dingin karena sumbernya jauh di perut bumi. Lumpur naik perlahan-lahan ke atas sehingga suhunya sudah dingin. Berbeda jika lumpur cepat keluar, suhunya akan panas," tambahnya. Terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Thadeus mengatakan pihaknya telah mengkonfirmasi ahli Geologi, Surono, mantan kepala pusat vulkanologi Bandung. Menurut dia, lumpur itu disebabkan adanya pergerakan kulit bumi. "Lumpur ini disebabkan fenomena alam, seperti gempa bumi," katanya. Akibat dari semburan lumpur itu, saat ini sekitar empat hektare sawah dan perkebunan semangka milik warga Desa Uiasa, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur mengalami kerusakan dan mati akibat tertimbun lumpur dingin. Aliran lumpur ini juga mematikan sejumlah pohon besar. Tanah di areal semburan pun terlihat retak-retak dengan ke dalam antara 50-70 cm. Karena itu Camat Kecamatan Semau, Kabupaten Maksi Buifena mengimbau warga di daerah itu untuk waspada terhadap luberan lumpur yang melanda daerah itu. Terutama 30 kepala keluarga (KK) yang terancam akibat luberan lumpur itu. "Ada sekitar 154 jiwa yang terancam mengungsi," katanya. Menurut dia, aliran luberan lumpur terus mengalir ke pemukiman warga di dusun II desa itu. Jarak antara luberan lumpur dengan pemukiman warga hanya berkisar 200-300 meter. Semburan lumpur ini, katanya, juga mengakibatkan tanah di sekitar lokasi luberan mengalami retakan. Bahkan, jarak retakan antar tanah dengan luberan lumpur hanya berkisar antara 25-50 meter. "Tidak hanya itu, tanah di sekitar lokasi luberan lumpur juga mengalami penurunan," katanya. Warga mulai waspada, karena takutnya tumpukan luberan lumpur atau retakan tanah di pegunungan terguling ke pemukiman warga. "Sudah ada bantuan untuk antisipasi pengungsian warga," katanya. (*/jno)