Polda Riau Dalami Psikopat Mutilasi Tujuh Korban

id Polda Riau Dalami Psikopat Mutilasi Tujuh Korban

Polda Riau Dalami Psikopat Mutilasi Tujuh Korban

Ilustrasi. (Antara)

Pekanbaru, (Antara) - Kepolisian Daerah Riau masih terus mendalami kasus dugaan sodomi dan mutilasi yang dilakukan MD, seorang pria yang divonis mengalami kelainan sifat (psikopat) bersama dua rekan dan seorang mantan isteri. "Untuk tes kejiwaan terhadap para pelaku mutilasi telah dilakukan, hasilnya, untuk kejiwaan para pelaku dinyatakan sehat, hanya saja ada satu yang psikopat," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Siak, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Hari Budianto, Senin. Meski mengalami psikopat, lanjut kata dia, proses hukum tetap dilanjutkan mengingat pelaku MD dan rekan lainnya melakukan pembunuhan itu secara sadar. "Kami juga telah mengintrogasi sejumlah tersangka, satu memang mengaku senang melakukan pembunuhan itu. Tiga lainnya malah memberikan keterangan yang berbelit," kata dia. Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono sebelumnya juga telah menyatakan, seorang psikopat diduga menjadi otak pelaku dalam kasus sodomi dan mutilasi enam bocah serta satu wanita dewasa di Kabupaten Siak dan Bengkalis serta Rokan Hilir. Ia menjelaskan seorang pelaku diduga psikopat atau mengalami gejala kelainan kepribadian seksual itu diinisiapkan sebagai MD yang awalnya melakukan pembunuhan atau mutilasi bersama dengan isterinya berinisial D. Condro mengatakan kasus pembunuhan itu telah dilakukan kedua pelaku sejak 2013. "Suami isteri itu melakukan pembunuhan saat masih bersama dan setelah pisah (bercerai), pelaku MD melakukan perbuatan yang sama dengan dua rekan laki-lakinya," kata dia. Brigjen Condro sebelumnua mengatakan ada enam jasad korban mutilasi itu dimana satu di antaranya merupakan orang dewasa berjenis kalemis wanita. Namun hasil perkembangan kasus, jumlah korban bertambah menjadi tujuh orang dan satu terakhir merupakan bocah warga Kabupaten Rokan Hilir. Tujuh korban pembunuhan itu, enam di antaranya ditemukan di empat lokasi, satu lokasi di Kabupaten Siak dan dua lokasi temuan di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis serta satu di Rokan Hilir. "Satu korban yang belum ditemukan itu diduga kuat juga sudah tinggal tengkorak karena pembunuhannya dilakukan pada 2013 di Mandau, Bengkalis," katanya. (*/jno)