Sawahlunto (ANTARA) - Pemerintah Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat menegaskan komitmen menjaga kerukunan antarumat beragama dengan memperkuat kewaspadaan terhadap potensi konflik SARA yang kini banyak muncul melalui ruang digital.
Wakil Wali Kota Sawahlunto Jeffry Hibatullah di Sawahlunto, Rabu, mengatakan harmoni sosial di kota itu merupakan kekayaan yang harus dijaga bersama.
Ia mengungkapkan kunci utama menjaga kerukunan di Sawahlunto adalah kemauan seluruh pihak untuk saling tenggang rasa dan memulai komunikasi sebelum terjadi salah paham.
“Kalau ada gesekan, komunikasikan dulu. Prinsip ini diwariskan dari generasi sebelumnya dan harus diajarkan kembali kepada generasi muda,” katanya.
Wakil Wali kota mengingatkan bahwa tantangan ke depan tidak lagi hanya muncul dari interaksi sosial langsung, tetapi juga dari ruang digital seperti media sosial, konten provokatif, dan percakapan daring yang berpotensi menimbulkan perpecahan.
Karena itu, dia mendorong agar forum lintas sektor melibatkan akademisi, praktisi, tokoh masyarakat, serta generasi muda untuk merumuskan rekomendasi menghadapi potensi konflik SARA berbasis digital.
Menanggapi arahan Wakil Wali Kota itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sawahlunto Adi Muaris menyatakan FKUB selama ini terus menjaga relasi antarumat beragama melalui dialog, kunjungan lintas agama, dan edukasi toleransi di seluruh kecamatan.
“Kami siap memperkuat kepekaan agar dinamika dunia digital tidak memicu ketegangan baru di masyarakat,” kata dia.
Ia menegaskan FKUB siap memperluas kerja sama dengan lembaga pendidikan, komunitas pemuda, serta penggerak literasi digital untuk memperkuat daya tahan sosial masyarakat terhadap informasi yang memecah belah.
Pemerintah Kota Sawahlunto juga berkomitmen menyediakan dukungan kebijakan dan penguatan regulasi agar lingkungan sosial tetap kondusif, inklusif, serta responsif terhadap perkembangan teknologi.