Kota Padang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat menjelaskan suhu panas yang terjadi di provinsi setempat dipicu oleh dinamika atmosfer.

"Suhu panas yang terjadi selama beberapa hari terakhir karena pola dinamika atmosfer," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan di Padang, Minggu.

Deddy menjelaskan dinamika atmosfer ini merupakan pola aliran udara yang tidak hanya dipengaruhi faktor lokal tetapi juga regional, salah satunya munculnya siklon tropis atau bibit siklon di sebelah utara.

Kondisi tersebut menyebabkan potensi terbentuknya awan-awan hujan di Provinsi Sumbar sangat kecil, bahkan bisa sama sekali tidak terbentuk.

BMKG mencatat selama beberapa hari terakhir kondisi langit Sumbar sangat cerah yang ditandai minimnya tutupan awan.

"Jadi, ketika tutupan awan itu sedikit atau tipis sekali maka paparan sinar matahari ke permukaan bumi akan lebih maksimal," kata Kepala BMKG Minangkabau.

Meskipun demikian, Deddy mengatakan kondisi tersebut masih termasuk kategori normal. Sebab, catatan BMKG Minangkabau suhu tertinggi yang terjadi selama lima hari terakhir maksimum hanya di angka 32 derajat Celsius.

"Selama beberapa hari ini suhunya memang terasa lebih panas. Tetapi, pengukuran yang kami lakukan suhu maksimum absolut itu sebetulnya masih kategori normal," ujarnya.

Kendati demikian, BMKG mengimbau mengingatkan masyarakat sebisa mungkin mengurangi paparan langsung sinar matahari, terutama yang melakukan aktivitas di luar rumah disarankan menggunakan anti radiasi dan pelindung diri.

"Terakhir, mengingat suhunya lumayan panas kami menyarankan masyarakat untuk banyak-banyak minum air putih," kata dia.

Sementara itu, Icha (32) salah seorang warga Kota Padang mengatakan untuk mengurangi dampak suhu panas di siang hari ia memaksimalkan penyejuk udara atau air conditioner (AC).

"Biasanya AC itu hanya saya nyalakan saat malam hari. Tapi, sekarang siang hari pun harus dinyalakan karena suhunya panas sekali," ujarnya.


Pewarta : Muhammad Zulfikar
Editor : Jefri Doni
Copyright © ANTARA 2025