Sawahlunto (ANTARA) - Brand busana etnik lokal 'Mezaf' dari Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat, menawarkan inovasi busana budaya dengan memadukan songket Silungkang dan batik, yang kini mulai diminati generasi muda karena tampil modern tanpa meninggalkan akar tradisi.
Owner sekaligus desainer Mezaf, Megawaty, di Sawahlunto, Rabu mengatakan bahwa kolaborasi dua kain warisan budaya dengan karakter berbeda itu memerlukan ketelitian desain dan pemahaman nilai budaya yang mendalam.
"Songket itu kalau secara karakternya berat dan kaku, sementara batik cenderung ringan dan fleksibel. Tantangannya bukan hanya teknis menjahit, melainkan juga bagaimana menyatukan filosofi dan nilai budayanya agar tetap serasi dan nyaman dipakai,” kata Megawaty ditemui di lokasi produksi Mezaf yaitu di Desa Silungkang Oso Kecamatan Silungkang.
Ia menjelaskan, Mezaf berkomitmen menjadikan produk berbasis warisan budaya itu tidak hanya untuk acara resmi, tetapi juga dapat digunakan sebagai pakaian harian (daily wear) yang tetap berkarakter dan anggun.
"Kami ingin generasi muda merasa dekat dengan budayanya. Kalau dulu songket hanya untuk acara formal, sekarang bisa dipakai santai tanpa kehilangan makna tradisinya,” kata dia.
Dalam dua hingga tiga bulan sejak berdiri, Mezaf telah menembus pasar di berbagai daerah, termasuk Kalimantan, Jakarta, Malang, dan beberapa kota lain di Sumatera Barat.
“Produk kami viral di medsos setelah dipakai dan dipromosikan oleh Ibu Wali Kota. Dari situ banyak pesanan datang, termasuk untuk seragam organisasi dan komunitas,” ujarnya mengungkapkan.
Megawaty menuturkan, tantangan utama UMKM kreatif seperti Mezaf bukan lagi pada bahan baku atau promosi, melainkan peningkatan kapasitas produksi dan kualitas sumber daya manusia.
“Kami sudah terbantu promosi lewat akun media sosial milik Pak Wali dan Bu Wali. Yang sekarang kami butuhkan adalah pelatihan menjahit karena masih kurang tenaga terampil,” katanya.
Ia berharap Pemerintah Kota Sawahlunto dapat memfasilitasi pelatihan menjahit, agar tercipta tenaga kerja lokal yang dapat diberdayakan di sektor fesyen.
“Kalau pelatihan itu ada, kami siap menampung lulusannya untuk direkrut sebagai tenaga kerja atau mitra usaha Mezaf,” kata dia.
Menurutnya, dukungan pemerintah daerah juga penting dalam memperluas jejaring kemitraan dan mempertemukan UMKM dengan penanam modal agar usaha lokal dapat berkembang lebih cepat.
"Pemerintah bisa membantu menjembatani kami dengan investor atau pihak yang mampu memberi dukungan permodalan atau fasilitas terkait. Itu dukungan yang sangat berarti bagi kami,” kata dia.
Sementara Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra menilai inovasi Mezaf menjadi contoh konkret bagaimana warisan budaya dapat dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi baru di daerah.
"Kreativitas pelaku UMKM lokal seperti Mezaf menunjukkan bahwa Sawahlunto punya potensi besar di sektor ekonomi kreatif. Kita terus memonitor dan mengupayakan langkah yang adaptif dan responsif dalam mendukung update dan upgrade mutu UMKM ini," kata dia.
Langkah Mezaf sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam penguatan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan program Asta Cita pemerintah pusat yang menekankan inovasi serta pemberdayaan UMKM daerah.