Jakarta (ANTARA) - Tokoh masyarakat Minangkabau yang juga pengusaha nasional Ricky Donals berharap peluang potensi sumber daya alam yang melimpah di  Provinsi Sumatera Barat  bisa menjadi triger pertumbuhan ekonomi.

"Dengan  pemimpin di Sumbar strong dalam hal menggeliatkan ekonomi, serta mendukung program hilirisasi produk pertanian, perikanan dan lainnya maka kita berharap 2026 Sumatera Barat bisa meningkatkan pertumbuhan ekonominya ,"ujar Ricky.  dalam keterangan tertulisnya yang diterima A NTARA di Padang, Minggu (26/10/2026).


Menurut Ricky dari berbagai literasi yang  dihimpunnya mulai dari kondisi umum ekonomi Sumatera Barat pertumbuhan ekonomi 2024: 4,2 persen (nasional 5,1 persen), Inflasi: 4,1 persen (nasional 2,8 persen), sektor utama: pertanian (22 persen), perdagangan (17 persen), konstruksi (14 persen). Ketergantungan tinggi pada konsumsi dan sektor primer.


Hal itu telah menyebabkan inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah. Faktornya, ekonomi belum terdiversifikasi, ketergantungan pada konsumsi dan pasokan antar provinsi, 

biaya logistik tinggi karena akses tol terbatas dan pelabuhan belum menjadi akses untuk ekspor komoditi Sumbar.

Komoditi ekspor Sumbar seperti pinang dan gambir  harus melalui Belawan Sumatera Utara dan biaya logistiknya tinggi.

Ia yang juga  ninik mamak Tanjung Alam Tanah Datar. juga menyebutkan  investasi masih rendah dan masih banyak yang harus diperbaiki. Selain itu urbanisasi tinggi ke Padang dan Bukittinggi masih belum mendapat dukungan lapangan pekerjaan dan infrastruktur yang memadai

"Masalah klasik soal tanah ulayat juga perizinan lambat dan penawaran pemerintah ke investor perlu ditingkatkan," katanya.

Sumbar negeri elok yang aduhai dalam faktanya sektor pariwisata mestinya jadi sektor unggulan untuk menggeliatkan ekonomi. Potensi itu perlu digarap lebih optimal lagi. 

Ia menyebutkan melemahnya  ekonomi Sumatra Barat di tengah potensi besar yang dimiliki adalah koordinasi fiskal lemah antar kabupaten. Ia mendorong dana APBD lebih produktif dan terus melakukan penguatan SDM dan pengembangan riset. 
 

"Ulah faktor-faktor begituan, telah menimbulkan produktivitas dan inovasi Sumbar rendah,"ujarnya. (rilis)


 


Pewarta : Pewarta Sumbar
Editor : Syarif Abdullah
Copyright © ANTARA 2025