Padang (ANTARA) - Kehilangan gigi pada usia lanjut sering kali dianggap hal biasa dan tidak perlu ditangani. Kondisi ini berdampak luas dapat mengurangi nafsu makan, dengan perubahan asupan makanan dan defisiensi nutrisi sebagai faktor resiko malnutrisi yang berakibat turunnya daya tahan tubuh.
Terlebih gigi yang ompong juga dapat menurunkan rasa percaya diri, membuat lansia enggan bersosialisasi, dan berpotensi mengalami kesepian maupun depresi. Realitas inilah yang mendorong pentingnya perhatian serius terhadap kesehatan gigi dan mulut lansia agar kualitas hidup mereka tetap terjaga.
Rendahnya kunjungan lansia ke posyandu yang disebabkan, kurangnya kesadaran lansia dalam memanfaatkan posyandu untuk memantau kesehatannya dan posyandu tidak boleh lagi ada pengobatan sehingga lansia tidak tertarik untuk datang ke posyandu dan kurangnya edukasi tentang Kesehatan gigi dan mulut.
Dari data lansia yang di survei banyak ditemukan gigi ompong dan tidak mau buat gigi tiruan karena takut ada gigi yang dicabut dan merasa tidak nyaman menggunakan gigi tiruan karena kurangnya pendampingan untuk penyesuaian gigi tiruan, kondisi ini sangat memerlukan edukasi tentang dampak kehilangan gigi terhadap kondisi sistemik. Dengan masalah di atas, dosen Universitas Baiturrahmah bekerjasama dengan Posyandu Permata Bunda, Kelurahan Gunung Sarik, Kota Padang, menggerakkan sebuah program inovatif berupa pemasangan gigi tiruan gratis. Program bertajuk “Pemasangan Gigi Tiruan Gratis: Cegah Malnutrisi dan Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia”.
Proyek Inovasi ini merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat oleh dosen FKG unbrah, Dr. drg. Okmes Fadriyanti, Sp.Pros, drg. Widya puspitasari, MDSc dan dosen FK Unbrah, dr. Fredia Happy, Sp.PD, dengan dukungan Dana Hibah PKM Dikti 2025. Kegiatan yang berlangsung mulai Mei 2025 ini dihadiri puluhan lansia yang mendapat atensi masyarakat dalam mengikuti sosialisasi kesehatan gigi.
Pada pelaksanaannya, kegiatan ini diawali dengan pemberian penyuluhan tentang dampak kerusakan dan kehilangan gigi bagi kelancaran asupan nutrisi serta pengaruhnya terhadap kesehatan fisik dan mental lansia.
Kegiatan penyuluhan dibarengi dengan pemeriksaan gigi sederhana, penilaian status nutrisi, hingga pemasangan gigi tiruan gratis pada beberapa peserta yang memenuhi kriteria. Dalam kegiatan ini sebanyak 40 orang lansia menjalani pemeriksaan, dan di antaranya teridentifikasi mengalami risiko malnutrisi.
Program inovatif berupa pemasangan gigi tiruan gratis bantu meningkatkan kualitas hidup lansia. (ANTARA/ist)
Manfaat dari program ini langsung dirasakan para lansia, salah satunya warga Gunung Sarik Padang, dan ibu Nurjanah (82 th) dan Bapak Yasmin (61th) yang mengaku sering sakit perut, susah makan dan kebiasaannya hanya makan makanan lunak membuatnya kekurangan gizi dan kurang percaya diri. Dengan menggunakan gigi tiruan, lansia seperti dirinya dapat kembali mengonsumsi makanan berserat dengan lebih nyaman, meningkatkan kepercayaan diri, serta memperbaiki kualitas hidup.
Dalam perkembangannya ke depan , program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan dengan evaluasi berkala untuk pendampingan penggunaan gigi tiruan, termasuk penilaian status nutrisi setiap tiga bulan sekali serta edukasi perawatan gigi tiruan agar tetap berfungsi dengan baik.
Harapannya yakni dapat menyasar seluruh lansia di wilayah Kota Padang dan sekitarnya agar mereka dapat menjalani masa tua dengan sehat, mandiri, dan tetap tersenyum bahagia.*
Penulis : Dr. drg. Okmes Fadriyanti, Sp.Pros
*Dosen sekaligus akademisi ahli bidang spesialis Prosto*