Padang (ANTARA) - Amanda (21) merupakan salah satu peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) sebagai tanggungan dari orang tua yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah.

Ia telah merasakan manfaat Program JKN yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).

Pasalnya Program JKN telah banyak membantu keluarganya dalam membiayai pelayanan kesehatan terutama saat ia menjalani Operasi Sinusitis.

Amanda bercerita bahwa sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) dirinya sering mengalami gejala-gejala sinusitis. Hal tersebut terus berlanjut hingga ia duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

Karena sudah tidak tahan dengan kondisinya yang tak kunjung baik, pada tahun 2024 ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Saat itu dokter di FKTP memberikan rujukan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan). Setelah dilakukan pemeriksaan, Amanda dianjurkan untuk segera melakukan tindakan Operasi Sinusitis.

“Awalnya saya pikir ini pilek biasa, akan tetapi pileknya tidak kunjung sembuh dan lama kelamaan terasa nyeri di area wajah hingga menjalar ke seluruh bagian kepala. Kemudian saat itu saya memutuskan untuk pergi ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang waktu itu terdaftar di Dokter Keluarga untuk memeriksakan sakit yang saya alami. Ternyata sakit yang saya alami adalah gejala Sinusitis. Akhirnya dokter memberikan saya rujukan ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ternyata benar, kondisi sinus saya sudah cukup parah sehingga saya dianjurkan oleh dokter untuk melakukan Operasi Sinusitis”, ungkapnya.

Sejak pemeriksaan awal di FKTP, rujukan ke rumah sakit, hingga tindakan operasi dan rawat inap yang dijalani Amanda sepenuhnya ditanggung oleh Program JKN tanpa ada biaya tambahan.

“Dari awal sampai selesai proses pengobatan, saya tidak ada mengeluarkan uang sepeser pun. Kalau diingat-ingat begitu panjang prosesnya, mulai dari pemeriksaan di FKTP hingga dirujuk ke rumah sakit. Di rumah sakit saya juga beberapa kali melakukan konsultasi pra dan pasca operasi, yang mana obat-obatan saya semuanya sudah dijamin oleh Program JKN”, terang Amanda.

Amanda juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Program JKN, karena membuatnya terbantu dengan sistem layanan administrasi yang cukup baik.

Disisi lain Amanda juga menyoroti kualitas layanan yang ia terima selama berada di rumah sakit. Ia mengaku dilayani sangat ramah oleh tenaga kesehatan tanpa merasa dibeda-bedakan saat menggunakan layanan JKN.

“Program JKN sangat membantu saya, proses pengurusan administrasinya mudah, cepat dan tidak membingungkan. Semua alurnya jelas dan petugasnya juga sangat ramah dan tidak membeda-bedakan pasiennya. Terima kasih Program JKN!”, jelasnya.

Pengalaman itu membuat Amanda semakin menyadari betapa pentingnya menjadi peserta aktif JKN. Terlebih lagi saat ia pernah menyaksikan sendiri perjuangan salah satu anggota keluarganya yang harus menjalani pengobatan tumor tanpa perlindungan JKN.

“Anggota keluarga saya pernah menjalani pengobatan tumor, membuat ia harus bolak-balik rumah sakit. Sayangnya selama pengobatan tidak menggunakan Program JKN, sehingga sangat keteteran karena harus mengeluarkan biaya yang besar”, ucapnya.

Berbekal pengalaman pribadinya, Amanda kini aktif mengedukasi keluarganya untuk selalu memastikan kepesertaan JKN mereka tetap aktif.

“Saya selalu bilang kepada keluarga, jangan anggap remeh Program JKN. Sakit itu tidak bisa ditebak kapan datangnya. Hari ini kita sehat, besok bisa lain cerita. Lebih baik kita sudah terlindungi sejak awal”, tambahnya. (Rilis)


Pewarta : Syarif Abdullah
Editor : Jefri Doni
Copyright © ANTARA 2026