Padang (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Andree Algamar mengatakan kebudayaan daerah yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan dengan berbagai cara, salah satunya melalui festival.

"Kebudayaan adalah nilai luhur, identitas dan jati diri suatu daerah/bangsa. Jika tidak dijaga dan dilestarikan, maka ia bisa luntur atau hilang tergerus oleh perkembangan zaman," katanya di Padang, Senin,  saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2024 di Padang.

Andree mengapresiasi Balai Bahasa Sumbar yang menggelar FTBI 2024 dengan peserta tingkat SD dan SMP se-Sumatera Barat.

Menurut Andree, Festival Tunas Bahasa Ibu itu sangat penting sebagai wujud komitmen bersama dalam melestarikan kebudayaan, khususnya Bahasa Minangkabau dan Mentawai di Sumbar.

"Festival ini momentum dan fondasi dalam pelestarian bahasa daerah sebagai jati diri budaya untuk generasi muda kita," katanya.

Sementara itu Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumbar Eva Krisna menyebutkan FTBI digelar dalam rangka meningkatkan minat generasi muda untuk mempelajari dan mengembangkan bahasa dan sastra daerah yakni Minangkabau dan Mentawai.

"Di tangan generasi muda inilah nasib budaya Minangkabau dan Mentawai akan ditentukan ke depan. Generasi muda sangat potensial untuk menyemai kemahiran berbahasa dan berbudaya daerah," sebutnya.

Ia menjelaskan dalam FTBI diadakan lomba-lomba seperti Lomba Menulis Cerita Pendek (Manulih Carito), Lomba Berpidato (Bapidato Adat), Lomba Mendongeng (Bacarito), Lomba Menulis dan Membaca Pantun (Bapantun) serta Lomba Tembang Tradisi (Badendang).

"Kita berharap dengan kegiatan ini Bahasa Minangkabau dan Mentawai akan tetap eksis dan menjadi bahasa ibu bagi generasi ke depan," katanya.


Pewarta : Miko Elfisha
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024