Padang (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang, Sumatera Barat mengingatkan warga pentingnya merawat instalasi listrik karena sebagian besar kasus kebakaran di daerah itu sepanjang 2024 disebabkan oleh korsleting listrik dan arus pendek.
"Sepanjang 2024, jumlah kasus kebakaran meningkat dari tahun 2023. Sebagian besar karena korsleting listrik," kata Kepala Bidang Operasional dan Sarana Prasarana Damkar Kota Padang, Rinaldi di Padang, Jumat.
Berdasarkan data dari Januari sampai Oktober 2024 sudah terdapat 215 kasus kebakaran yang terjadi, meningkat dibandingkan tahun 2023 sebanyak 198 kasus.
"Trennya mengalami peningkatan. Ada 215 kasus sejauh ini, belum masuk data bulan November," katanya.
Seiring dengan peningkatan kasus kebakaran, jumlah korban jiwa juga mengalami peningkatan. Dari Januari sampai Oktober 2024 terdapat 10 korban meninggal, sedangkan tahun 2023 hanya terdapat 1 korban meninggal dunia.
Kebakaran besar terakhir yang terjadi yakni di kawasan Nusantara Building Pasar Raya Padang yang menghanguskan delapan unit toko pada 8 November 2024.
Kasus kebakaran yang ditangani Damkar Padang tidak saja dalam kategori besar, akan tetapi juga masuk kejadian kebakaran lahan, kendaraan, pohon, dan kelistrikan.
Rincian kasus kebakaran menurut bulan yakni Januari (15), Februari (26), Maret (17), April (16), Mei (19), Juni (15), Juli (36), Agustus (21), September (20), dan Oktober (30).
Jika dirinci menurut kecamatan, terdapat dua kecamatan dengan kasus kebakaran dan penyelamatan terbanyak, yakni Padang Timur dan Koto Tangah. Rinciannya yakni 217 kasus di Padang Timur dan 196 kasus di Koto Tangah
Melihat data tersebut, Rinaldi mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan sigap apabila terjadi kebakaran atau hal darurat lainnya dengan cara menghubungi nomor layanan yang sudah disediakan Pemerintah Kota Padang.
"Ketika terjadi kebakaran, masyarakat dapat menghubungi nomor telepon Padang Command Center (PPC) 112 atau 08116606113," katanya.
Selain kebakaran, Damkar Kota Padang sepanjang 2024 juga menangani 962 aksi penyelamatan dan evakuasi. Mulai dari pelepasan cincin, menangkap ular/sarang tawon/biawak, hingga evakuasi terhadap korban pohon/baliho tumbang.
"Yang paling rutin itu kasus ular/sarang tawon/biawak. Bisa 2-3 kasus dalam sehari," katanya.*