Solok (ANTARA) - Kader tubercolosis (TB) atau TBC memiliki peranan yang sangat penting dalam mencegah penyakit menular terhadap masyarakat di Kota Solok Provinsi Sumatera Barat.
Kepala Puskesmas Kampai Tabu Karambia (KTK) Kota Solok Yulia Primiyani di Solok Rabu mengatakan, kader TB adalah masyarakat yang secara sukarela berperan aktif dalam penanggulangan TBC sesuai dengan kemampuannya.
Selain itu, kader TB juga bertugas untuk menemukan kasus tuberkulosis (TB) dan membantu masyarakat dalam berbagai hal terkait penyakit TB.
Beberapa tugas kader TB, katanya, di antaranya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang TB, cara penularan, langkah-langkah pencegahan, dan pentingnya pengobatan yang tepat.
Para kader juga ikut membantu menemukan orang yang dicurigai sakit TB atau TBC, dan penderita TB. Membantu Puskesmas dalam membimbing dan memotivasi PMO untuk selalu melakukan pengawasan menelan obat. Kader TB dapat menjadi spion dari petugas TB Puskesmas yang ada di kelurahan.
"Dengan adanya kader TB di desa atau kelurahan, tugas para petugas TB yang ada di luar gedung dapat dipegang oleh kader TB yang ada di kelurahan," katanya.
Yuli juga menjelaskan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas.
"Untuk wilayah kerja Puskesmas KTK target TB 2024 adalah 496, sementara baru 177 suspektor yang ditemukan pada pelayanan di Puskesmas KTK," kata Yuli.
Sebelumnya, Puskesmas KTK juga telah mengadakan pertemuan bersama para kader TB wilayah kerjanya. Kegiatan tersebut diadakan sehubungan dengan kegiatan program penanggulangan dan pencegahan penyakit menular khususnya penyakit TBC, di mana TBC masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Kegiatan digelar di Aula Puskesmas KTK diikuti oleh 20 orang kader TB dari empat kelurahan, yaitu IX Korong, KTK, Aro IV Korong, serta Kelurahan Simpang Rumbio Kota Solok.
Sementara itu, Penanggung Jawab program TBC Puskesmas KTK Kota Solok Essy Marni menjelaskan, berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia, setelah India.
Essy menjelaskan, satu orang pasien TB berpotensi menularkan kepada 10 orang, maka dari itu dibutuhkan peran aktif kader untuk mendeteksi keluarga atau masyarakat yang dicurigai penderita TB, dengan melaporkannya ke Puskesmas KTK.
“Kepada kader sebagai perpanjangan tangan pemerintah, agar mengedukasi masyarakat dengan menyampaikan kalau TB bukanlah aib, tetapi penyakit menular yang harus segera ditangani," ujarnya.
Ia berharap para kader TB Kelurahan KTK dapat memahami apa itu TB, dan bisa menyebarluaskan informasi penting ini kepada keluarga dan masyarakat.