Bukittinggi (ANTARA) -
Pemerintah Kota Bukittinggi terus berupaya menurunkan angka stunting di daerah setempat. Data prevalensi sementara diungkap mencapai angka 10,3 persen saat ini.
"Data terakhir angka prevalensi stunting Bukittinggi, berdasarkan data dari elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) berada pada 10,3 persen. Angka tersebut, sesuai dengan target RPJMN, yaitu di bawah 14 persen," kata Pjs Wali Kota Bukittinggi, Hani Syopiar Rustam, Sabtu.
Hal itu ditegaskan dalam gelar rapat koordinasi terkait upaya penurunan angka stunting yang dilaksanakan di Bukittinggi Command Center.
Pjs Wali Kota meminta dinas kesehatan untuk mendampingi pihak ketiga dalam setiap proses penimbangan anak.
"Karena harus ada cross check ulang terkait data yang diambil dan diupload ke kementrian. Harus ada data yang kongkrit terhadap persoalan stunting dan bagaimana upaya penurunan angka prevalensinya," kata dia.
Hingga saat ini, telah dilakukan berbagai upaya untuk menurunkan prevalensi stunting di Bukittinggi. Diantaranya, pemberian imunisasi pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di posyandu pada sasaran 1000 HPK.
Pjs Wako meminta ada koordinasi antara Dinkes, DP3APPKB serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, untuk susun strategi yang bijak agar upaya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan maksimal.
“Perlu bersama turun ke sekolah untuk lakukan imunisasi. Silahkan konsolidasi antara dinas terkait. Minggu depan harus ada action. Ini Ini penting, jangan sampai masa depan anak anak kita terganggu dengan masalah kesehatannya,” kata Hani menegaskan.
Rapat diikuti oleh Asisten I Setdako, Kepala Bapelitbang, Dinas Kesehatan, Dinas P3APPKB, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.