Padang (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) berharap penurunan suku bunga sebesar 0,25 basis poin mampu memacu investasi yang masif di tanah air termasuk di Ranah Minang.
"Salah satu tujuan penurunan suku bunga ini ialah BI ingin mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram di Padang, Senin.
Penurunan suku bunga kebijakan Bank Indonesia, BI-Rate diharapkan meningkatkan tingkat konsumsi di masyarakat termasuk upaya memberikan tanda-tanda kepada dunia usaha untuk segera berinvestasi.
Dengan adanya penurunan suku bunga tersebut maka harga-harga di pasaran akan lebih stabil sehingga diprediksi bisa memacu daya beli konsumen, dan kebutuhan barang akan semakin meningkat.
Secara nasional penurunan atau kenaikan suku bunga akan berdampak asimetris. Artinya, jika suku bunga naik maka dampaknya sekitar tiga triwulan. Sebaliknya, jika suku bunga turun maka imbasnya agak sedikit melambat terhadap perekonomian yakni berkisar tiga hingga empat triwulan.
Secara umum Majid menjelaskan penurunan suku sebesar 0,25 basis poin baru bisa dirasakan pada periode 2025 khususnya di sektor konsumsi. Kendati demikian, BI menegaskan penurunan suku bunga mengindikasikan ekonomi di tanah air sedang membaik.
"Jadi, penurunan suku bunga ini kita memberikan sinyal kepada pelaku usaha bahwa ekonomi Indonesia sudah baik-baik saja," ujar dia.
Terakhir, ia optimistis penurunan suku bunga BI tersebut dapat memacu dan menarik investor ke Indonesia termasuk berinvestasi di Ranah Minang.
Tambahan informasi Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga turun 25 bps menjadi masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen.
"Salah satu tujuan penurunan suku bunga ini ialah BI ingin mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram di Padang, Senin.
Penurunan suku bunga kebijakan Bank Indonesia, BI-Rate diharapkan meningkatkan tingkat konsumsi di masyarakat termasuk upaya memberikan tanda-tanda kepada dunia usaha untuk segera berinvestasi.
Dengan adanya penurunan suku bunga tersebut maka harga-harga di pasaran akan lebih stabil sehingga diprediksi bisa memacu daya beli konsumen, dan kebutuhan barang akan semakin meningkat.
Secara nasional penurunan atau kenaikan suku bunga akan berdampak asimetris. Artinya, jika suku bunga naik maka dampaknya sekitar tiga triwulan. Sebaliknya, jika suku bunga turun maka imbasnya agak sedikit melambat terhadap perekonomian yakni berkisar tiga hingga empat triwulan.
Secara umum Majid menjelaskan penurunan suku sebesar 0,25 basis poin baru bisa dirasakan pada periode 2025 khususnya di sektor konsumsi. Kendati demikian, BI menegaskan penurunan suku bunga mengindikasikan ekonomi di tanah air sedang membaik.
"Jadi, penurunan suku bunga ini kita memberikan sinyal kepada pelaku usaha bahwa ekonomi Indonesia sudah baik-baik saja," ujar dia.
Terakhir, ia optimistis penurunan suku bunga BI tersebut dapat memacu dan menarik investor ke Indonesia termasuk berinvestasi di Ranah Minang.
Tambahan informasi Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga turun 25 bps menjadi masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen.