Jakarta (ANTARA) - Tim Ketan Manis TB turun langsung ke lapangan dan mengunjungi rumah pasien yang mengalami penyakit TB paru yang mangkir. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat hingga ke pelosok nagari, Puskesmas Surantih, Kecamatan Sutera melakukan aksi cepat tanggap amankan nagari bebas tuberkulosis (TB).
Hal itu disampaikan Pj TB Paru Puskesmas Surantih Kecamatan Sutera, Maili Rozi.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya bersama tim memang sengaja akan turun langsung ke rumah pasien TB mangkir karena tidak melakukan pengobatan secara rutin. Bila itu dibiarkan, maka selain membuat pasien semakin kronis, juga bisa menular kepada keluarga yang lain.
"Kunjungan ke rumah pasien TB mangkir ini juga kami lakukan di Kampung Gunung Rajo Sungai Sirah, Nagari Surantih, baru-baru ini," katanya.
Dia menjelaskan bahwa Tim Ketan Manis TB yang turun tersebut terdiri dari dr Trisna Rahmi, dan tenaga perawat, Megiko Putra, serta lainnya.
"Dari kunjungan yang kami lakukan, pasien TB mangkir di Kampung Gunung Rajo Sungai Sirah tersebut saat ini dalam kondisi baik walaupun sudah putus berobat selama 1 minggu," katanya.
Ditambahkannya karena sudah merasa membaik dan tidak batuk lagi, sehingga dia bersama tim memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien supaya minum obat TB sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan.
"Untuk fase awal minum obat setiap hari selama 56 hari, dan fase lanjutan setiap hari juga selama 112 hari," katanya.
Dia menambahkan bahwa TB paru dapat dicegah dengan memutuskan rantai penularan, yaitu dengan mengobati pasien sampai sembuh, serta melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.
"Sebab TB paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru. Namun tidak jarang pula bakteri dapat mempengaruhi bagian tubuh lain," tutupnya.
Hal itu disampaikan Pj TB Paru Puskesmas Surantih Kecamatan Sutera, Maili Rozi.
Dia menjelaskan bahwa pihaknya bersama tim memang sengaja akan turun langsung ke rumah pasien TB mangkir karena tidak melakukan pengobatan secara rutin. Bila itu dibiarkan, maka selain membuat pasien semakin kronis, juga bisa menular kepada keluarga yang lain.
"Kunjungan ke rumah pasien TB mangkir ini juga kami lakukan di Kampung Gunung Rajo Sungai Sirah, Nagari Surantih, baru-baru ini," katanya.
Dia menjelaskan bahwa Tim Ketan Manis TB yang turun tersebut terdiri dari dr Trisna Rahmi, dan tenaga perawat, Megiko Putra, serta lainnya.
"Dari kunjungan yang kami lakukan, pasien TB mangkir di Kampung Gunung Rajo Sungai Sirah tersebut saat ini dalam kondisi baik walaupun sudah putus berobat selama 1 minggu," katanya.
Ditambahkannya karena sudah merasa membaik dan tidak batuk lagi, sehingga dia bersama tim memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien supaya minum obat TB sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan.
"Untuk fase awal minum obat setiap hari selama 56 hari, dan fase lanjutan setiap hari juga selama 112 hari," katanya.
Dia menambahkan bahwa TB paru dapat dicegah dengan memutuskan rantai penularan, yaitu dengan mengobati pasien sampai sembuh, serta melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.
"Sebab TB paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru. Namun tidak jarang pula bakteri dapat mempengaruhi bagian tubuh lain," tutupnya.