Simpang Empat (ANTARA) - Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dalam Masyarakat (Pakem) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat melakukan pengawasan aliran kepercayaan dan aliran keagamaan untuk mengantisipasi munculnya aliran sesat di tengah masyarakat. 

"Upaya pengawasan kita salah satunya dengan mengadakan rapat koordinasi dengan lintas sektoral untuk mengumpulkan informasi di tengah masyarakat agar bisa diantisipasi sejak dini," kata Ketua Pakem Pasaman Barat Muhammad Yusuf Putra di Simpang Empat, Rabu. 

Ia mengatakan pengawasan yang dilakukan oleh tim pakem merupakan salah satu bentuk kehadiran negara untuk memastikan masyarakat melakukan ibadah sesuai agama yang diakui negara. 

"Kita ingin kerukunan beragama berjalan dengan baik sesuai agama yang diakui oleh negara. Kita ingin menjamin masyarakat beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Aliran kepercayaan dan aliran agama yang tidak diakuilah yang perlu diawasi," katanya. 

Menurutnya dengan kemajuan teknologi informasi saat ini membuat masyarakat begitu mudah menerima berbagai informasi bentuk apapun. 

Artinya, semua pihak tidak boleh lengah mengawasi lingkungan sekitar jika ada aliran kepercayaan sesat yang berkembang. 

"Melalui rapat koordinasi ini kita ingin mengantisipasi sejak dini kemunculan aliran kepercayaan dan aliran agam sesat," sebutnya. 

Rapat koordinasi Tim Pakem Pasaman Barat dipimpin oleh Wakil Ketua Tim Pakem Hendri S yang dihadiri oleh Camat Se-Pasaman Barat, Kementrian Agama, Kantor Urusan Agama, Kesbangpol, TNI, Polri, Binda Sumbar, Forum Komunikasi Umat Beragama Pasaman Barat. 

Dalam pertemuan itu diperoleh informasi masih ada ditemukan kelompok yang hingga saat ini menjalankan kegiatan keagamaan secara tertutup.
 
Masih ada kelompok Jamiatul Islamiah di Air Bangis, aliran baha'i dan satu kelompok jamaah di Kecamatan Pasaman namun tidak melakukan kegiatan secara terbuka. 

"Dari informasi diperoleh belum ada masyarakat yang merasa terganggu dengan kebedaraan aliran itu. Namun akan kita pantau terus agar tidak menimbulkan gejolak di tengah masyarakat," kata Hendri S. ***3***

Pewarta : Altas Maulana
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024