Solok (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok, Sumatera Barat (Sumbar), menyosialisasikan percepatan penurunan angka stunting melalui peranan kader perempuan di Nagari (Desa) Salayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Solok Zulhendri di Solok, Senin, mengatakan ibu-ibu kader kesehatan memiliki peranan yang sangat besar untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045.

"Tidak bisa dipungkiri peran perempuan di Kabupaten Solok sangat besar, banyak prestasi-prestasi yang telah diraih oleh perempuan di Kabupaten Solok. Apalagi dalam menekan angka stunting," katanya. 

Para kader perempuan bisa berpartisipasi dalam memberikan makanan dan asupan yang baik untuk anak-anak, sehingga dengan makanan yang baik perkembangan otak mereka akan lebih baik.

"Ada banyak cara menjadikan generasi kita menjadi generasi yang unggul, salah satunya dengan meningkatkan kunjungan posyandu, kita juga harus perhatikan gizi anak dan balita," ujar dia.

Untuk penanganan angka stunting tersebut, kata dia, Pemkab Solok juga akan menjalin kerja sama dengan kader-kader kesehatan guna mewujudkan daerah bebas stunting.

Ketua TP PKK Kabupaten Solok Emiko Epyardi Asda mengatakan penurunan angka stunting tidak terlepas dari kerja keras dan kerja sama yang solid antara berbagai pihak terkait serta program- program yang terencana dengan baik dan dilaksanakan dengan penuh komitmen.

Kerja sama tersebut salah satunya peran aktif kader posyandu sebagai lini terdepan dalam upaya melaksanakan program penurunan angka stunting demi mencapai derajat kesehatan masyarakat.

Ia juga mengapresiasi seluruh kader posyandu yang selama ini telah bekerja keras dan berupaya meningkatkan pengetahuan agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi lebih baik.

Selain itu, menurutnya, kader perempuan memegang peran penting sebagai garda terdepan dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu, dalam meningkatkan kesehatan anak balita.

"Kami harapkan para kader menghasilkan inovasi-inovasi yang memudahkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menyadari pentingnya peran orang tua bagi anak-anak mereka," katanya.

Berdasarkan aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pada tahun 2023 langka prevalensi stunting di Kabupaten Solok mencapai 12,11 persen, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok tahun 2021-2026.
 

Pewarta : Rahmatul Laila
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024