Batusangkar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar,  mendukung kegiatan Gelanggang  Arang yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) digelar di daerah itu.

Karena perhelatan Gelanggang Arang di Tanah Datar sejalan dengan misi daerah yaitunya pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis adat, budaya, dan sumber daya alam.

"Kami pemerintah daerah mengapresiasi dan mendukung adanya kegiatan Gelanggang Arang di Tanah Datar, karena sejalan dengan fokus pemerintah daerah yang memiliki komitmen yang tinggi dalam hal memajukan dunia pariwisata, dan pelestarian adat istiadat dan budaya," kata Asisten Pemerintahan dan Kesra Elizar, mewakili Bupati Tanah Datar saat membuka Gelanggang Arang #6 di  Nagari (desa) Tanjung Barulak Selasa, malam.

Dia mengatakan, pergelaran Gelanggang Arang juga merupakan suatu kebanggan  bagi masyarakat Tanah Datar.

Karena secara historis, Kabupaten Tanah Datar tepatnya di Nagari Pitalah Bungo Tanjung, Tanjung Barulak, Batu Taba, dan Nagari Simawang masuk kedalam jalur kereta api tambang batu bara Ombilin Sawahlunto yang telah ditetapkan menjadi warisan  dunia oleh UNESCO.

Disamping itu, adanya kegiatan Gelanggang Arang, menjadi wadah bagi nagari untuk mengeksplor dan mengembangkan budaya yang ada serta pewarisan budaya ke generasi muda.

"Bagian sejarah dan warisan dunia ini tertompang tanggung jawab yang besar bagi kita dalam melindungi agar sisa peninggalan sarana dan prasarananya tidak hilang dan juga mewariskannya ke generasi muda yang akan datang," kata dia.

Pewarisan budaya juga salah satu langkah strategis yang telah dilakukan pemerintah daerah, yaitunya melalui program satu nagari satu event.

"Program ini diusung karena melihat fenomena banyaknya kebudayaan asli di nagari yang sudah hilang dan tidak lagi diketahui oleh generasi muda," kata dia.

Sementara itu, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudris­tek Yayuk Sri Budi Rahayu, mengatakan Galanggang Arang 2024 di Tanah Datar merupakan kegiatan keenam setelah dibuka di Kota Padang pada 4 Mei lalu.

Kegiatan ini melibatkan semua komponen pada level nagari dan melibatkan masyarakat langsung

Dia menyebut, Gelanggang arang ini sifatnya kolaboratif selain kegiatan pertunjukan dan festival, juga ada kegiatan yang lain.

"Kemarin juga ada prosesi makan bajamba oleh direktorat kepercayaan masyarakat adat, seminar tentang budaya, kegiatan diskusi yang membahas bagaimana upaya pelestarian budaya oleh daya desa dan daya warga, dan pertunjukan lainnya," kata dia.
 

Pewarta : Siri Antoni
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024