Padang (ANTARA) - Sejumlah penulis yang mengikuti workshop sastra digelar Taman Budaya Sumatera Barat terdiri dari berbagai kalangan dan memiliki motivasi tertentu mengikuti pelatihan itu.
Seorang guru bahasa asal Dharmasraya, Nenri Gusni mengaku ikut workshop sastra untuk dapat belajar menulis lebih baik dan bisa menilai karya-karya siswanya.
"Karena saya sebagai guru bahasa, sering menilai tulisan-tulisan siswa khususnya puisi. Dengan mengikuti workshop ini saya berharap selain bisa lebih baik menilai karya siswa, juga bisa mendalami bagaimana menulis puisi kalau bisa membuat karya dalam sebuah buku," kata Nenri Gusni saat workshop sastra di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat, di Padang, Selasa.
UPTD Taman Budaya Sumatera Barat menggelar workshop sastra yang diikuti 30 penulis dari kabupaten/kota di provinsi itu mulai Senin (24/6/2024) hingga Rabu (26/6/2024).
Sementara itu, peserta lain Destri Mairoza yang merupakan guru bahasa Inggris dari Lembah Gumanti Kabupaten Solok telah intens menulis sastra dan melahirkan beberapa karya novel, tetap termotivasi mengikuti workshop.
"Saya sudah memiliki buku puisi. Motivasi saya ikut pelatihan ini untuk terus mengasah dan menggali passion saya di dunia sastra. Karena sastra itu bukan hanya milik jurusan bahasa Indonesia, tapi semua juga bisa," katanya.
Sama halnya dengan Destri, seorang kepala sekolah asal Kabupaten Pasaman, Rizki Kurniawan yang juga pegiat literasi itu ingin lebih mengembangkan minatnya di bidang kepenulisan karya sastra.
"Saya ingin tulisan saya terbit dalam bentuk buku maupun di media cetak, dengan usaha sendiri bukan bantuan teman-temen, makanya saya ingin berproses. Setiap ada kesempatan, saya ingin terus menggali," kata Rizki.
Pada workshop tersebut, UPTD Taman Budaya Sumbar menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya dan merupakan sastrawan Indonesia, yakni Iyut Fitra dan Raudal Tanjung Banua.
Iyut Fitra adalah penyair Indonesia sekaligus pendiri komunitas seni Intro yang berasal dari Payakumbuh, sementara Raudal Tanjung Banua merupakan sastrawan Indonesia asal Kabupaten Pesisir Selatan yang bermukim di Yogyakarta.
Untuk moderator, Taman Budaya Sumbar menghadirkan peserta workshop berprestasi tahun 2022, yakni Hasbunallah Haris, yang menjadi pemenang pada sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta. [*]
Seorang guru bahasa asal Dharmasraya, Nenri Gusni mengaku ikut workshop sastra untuk dapat belajar menulis lebih baik dan bisa menilai karya-karya siswanya.
"Karena saya sebagai guru bahasa, sering menilai tulisan-tulisan siswa khususnya puisi. Dengan mengikuti workshop ini saya berharap selain bisa lebih baik menilai karya siswa, juga bisa mendalami bagaimana menulis puisi kalau bisa membuat karya dalam sebuah buku," kata Nenri Gusni saat workshop sastra di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat, di Padang, Selasa.
UPTD Taman Budaya Sumatera Barat menggelar workshop sastra yang diikuti 30 penulis dari kabupaten/kota di provinsi itu mulai Senin (24/6/2024) hingga Rabu (26/6/2024).
Sementara itu, peserta lain Destri Mairoza yang merupakan guru bahasa Inggris dari Lembah Gumanti Kabupaten Solok telah intens menulis sastra dan melahirkan beberapa karya novel, tetap termotivasi mengikuti workshop.
"Saya sudah memiliki buku puisi. Motivasi saya ikut pelatihan ini untuk terus mengasah dan menggali passion saya di dunia sastra. Karena sastra itu bukan hanya milik jurusan bahasa Indonesia, tapi semua juga bisa," katanya.
Sama halnya dengan Destri, seorang kepala sekolah asal Kabupaten Pasaman, Rizki Kurniawan yang juga pegiat literasi itu ingin lebih mengembangkan minatnya di bidang kepenulisan karya sastra.
"Saya ingin tulisan saya terbit dalam bentuk buku maupun di media cetak, dengan usaha sendiri bukan bantuan teman-temen, makanya saya ingin berproses. Setiap ada kesempatan, saya ingin terus menggali," kata Rizki.
Pada workshop tersebut, UPTD Taman Budaya Sumbar menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya dan merupakan sastrawan Indonesia, yakni Iyut Fitra dan Raudal Tanjung Banua.
Iyut Fitra adalah penyair Indonesia sekaligus pendiri komunitas seni Intro yang berasal dari Payakumbuh, sementara Raudal Tanjung Banua merupakan sastrawan Indonesia asal Kabupaten Pesisir Selatan yang bermukim di Yogyakarta.
Untuk moderator, Taman Budaya Sumbar menghadirkan peserta workshop berprestasi tahun 2022, yakni Hasbunallah Haris, yang menjadi pemenang pada sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta. [*]