Simpang Empat,- (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengharapkan masyarakat dapat bekerja sama membersihkan lingkungan dengan bergotong royong sebagai antisipasi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu.
"Kita telah mengeluarkan surat imbauan dan sosialisasi kepada wali nagari (kepala desa), jorong, PKK nagari dan seluruh masyarakat agar mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus yang saat ini sudah status kejadian luar biasa (KLB)," kata Camat Pasaman Andre Affandi di Simpang Empat, Senin.
Dalam surat imbauan itu pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat menguras dan menyikat bak penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas dan memantau jentik nyamuk.
Lalu melaksanakan gotong royong bersama dan juga mandiri, menyebarkan pamflet tentang bahaya penyakit DBD dan apabila ada anggota keluarga yang demam sampai tiga hari agar diperiksa ke layanan kesehatan terdekat seperti puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
"Diharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan gotong royong bersama agar tidak terjadi peningkatan kasus DBD," harapnya.
Surat imbauan itu dikeluarkan juga menindaklanjuti surat yang dikeluarkan oleh Bupati Pasaman Barat Hamsuardi.
"Dari beberapa kali gotong royong yang kita adakan partisipasi masyarakat sangat kurang. Diharapkan ke depannya warga meningkatkan kesadaran dan bersedia untuk gotong royong membersihkan lingkungan," ujarnya
Dari data Dinas Kesehatan Pasaman Barat
kasus DBD terus mengalami peningkatan dan menyebar ke daerah lain seperti Jorong Pasaman Baru, Jorong Simpang Empat, Jorong Katimaha, Jorong Rimbo Binuang, Jorong Batang Biu dan daerah lainnya.
Selain itu ada satu orang meninggal dunia akibat DBD sehingga ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pasaman Barat Lisfa Gusmalia mengatakan, menyikapi penyakit itu pihaknya bersama puskesmas, kecamatan, nagari telah melakukan fogging atau pengasapan di Jorong Kampung Cubadak.
Selain itu juga telah melakukan penyelidikan etimologi atau asal usul nyamuk itu.
"Dari hasil penyelidikan itu kita temukan jentik nyamuk di lokasi. Kemudian dilakukan pemberantasan sarang nyamuk bersama pihak terkait dengan menggelar gotong royong di lokasi terjangkit," katanya.
Lalu pihaknya mengadakan sosialisasi tentang penyakit DBD kepada masyarakat berupa imbauan melalui ambulans berjalan dan pamflet yang dipasang di sentra-sentra pelayanan sampai ke tingkat nagari.
Ia mengajak masyarakat bersama-sama peduli terhadap lingkungan sekitar dengan menjaga kebersihan.
"Total DBD sejak Januari 2024 sampai saat ini mencapai 143 orang. Puncaknya terjadi pada bulan Mei," ujarnya.