Solok (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Sumatera Barat mengukuhkan gerakan kecamatan tangguh bencana (Kencana) tahun 2024 serta menyosialisasikan mitigasi bencana.
Sekretaris Daerah Kabupaten Solok Medison di Solok, Kamis, mengatakan pemerintah daerah setempat menghadapi tantangan bencana yang sangat signifikan.
"Untuk itu, ketersediaan sumber daya memainkan peran kunci dalam penanggulangan bencana," ucapnya.
Hal itu disampaikan Medison saat membuka secara resmi sekaligus menjadi pemateri dalam acara sosialisasi mitigasi bencana dan pengukuhan gerakan Kencana di aula perpustakaan daerah di Koto Baru.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa tanggung jawab ini tidak hanya terletak pada BPBD saja, melainkan juga melibatkan semua pemangku kepentingan.
"Ke depannya, kita harus membangun sinergi antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menghadapi bencana secara terintegrasi," katanya.
Dengan demikian, menurut dia setiap komponen pemerintah akan merasa terlibat dan berkontribusi dalam menangani persoalan bencana alam.
Selain itu, Kabupaten Solok merupakan salah satu daerah yang pertama kali di Sumatera Barat yang mendeklarasikan Kencana ini.
"Adapun peserta sosialisasi ini adalah camat se-Kabupaten Solok dan pejabat serta anggota TRC BPBD Kabupaten Solok," katanya.
Ia berharap gerakan Kencana dapat menjadi perpanjangan tangan pemerintah daerah setempat agar membantu agar lebih cepat dan tanggap dalam menanggulangi bencana yang terjadi di setiap kecamatan.
Pada kesempatan tersebut juga hadir sebagai narasumber dari BPBD Provinsi Sumatera Barat, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Fajar Sukma dengan materi tentang manajemen tanggap darurat.
Selain itu, juga ada penyampaian materi manajemen risiko bencana oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok Irwan Effendi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Solok Medison di Solok, Kamis, mengatakan pemerintah daerah setempat menghadapi tantangan bencana yang sangat signifikan.
"Untuk itu, ketersediaan sumber daya memainkan peran kunci dalam penanggulangan bencana," ucapnya.
Hal itu disampaikan Medison saat membuka secara resmi sekaligus menjadi pemateri dalam acara sosialisasi mitigasi bencana dan pengukuhan gerakan Kencana di aula perpustakaan daerah di Koto Baru.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa tanggung jawab ini tidak hanya terletak pada BPBD saja, melainkan juga melibatkan semua pemangku kepentingan.
"Ke depannya, kita harus membangun sinergi antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menghadapi bencana secara terintegrasi," katanya.
Dengan demikian, menurut dia setiap komponen pemerintah akan merasa terlibat dan berkontribusi dalam menangani persoalan bencana alam.
Selain itu, Kabupaten Solok merupakan salah satu daerah yang pertama kali di Sumatera Barat yang mendeklarasikan Kencana ini.
"Adapun peserta sosialisasi ini adalah camat se-Kabupaten Solok dan pejabat serta anggota TRC BPBD Kabupaten Solok," katanya.
Ia berharap gerakan Kencana dapat menjadi perpanjangan tangan pemerintah daerah setempat agar membantu agar lebih cepat dan tanggap dalam menanggulangi bencana yang terjadi di setiap kecamatan.
Pada kesempatan tersebut juga hadir sebagai narasumber dari BPBD Provinsi Sumatera Barat, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Fajar Sukma dengan materi tentang manajemen tanggap darurat.
Selain itu, juga ada penyampaian materi manajemen risiko bencana oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok Irwan Effendi.