Solok (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar) terus melakukan upaya-upaya strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting di daerah setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok Elvi Rosanti di Solok, Selasa, menyampaikan bahwa stunting di Kota Solok sudah mengalami penurunan sekitar 8,43 persen pada tahun 2021 dan 6,62 persen pada tahun 2022.

Namun, di tahun 2023, mengalami sedikit kenaikan sebesar 7,27 persen dikarenakan tingkat populasi masyarakat di Kota Solok yang mengalami peningkatan.



“Meningkatnya populasi masyarakat di Kota Solok dikarenakan adanya program jaminan kesehatan gratis dari Pemkot Solok, sehingga banyak warga yang pindah domisili ke Kota Solok,” ujar Elvi.

Ia menyebut berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), pada tahun 2023, Kota Solok menduduki peringkat tiga terendah di Provinsi Sumatera Barat dengan prevalensi 16,3 persen.

Elvi menjelaskan bagaimana upaya percepatan penurunan stunting di Kota Solok dengan adanya kebijakan dari Pemerintah Kota Solok berupa kebijakan daerah seperti adanya penetapan lokus stunting dan bapak asuh anak stunting.

Strategi yang dilakukan oleh Kota Solok dalam percepatan penurunan stunting dilakukan dengan beberapa inovasi, yaitu PUTRI TAMIA (Remaja Putri Tanpa Anemia), Wali ibu hamil Cantik (Kawal dan Lindungi Ibu Hamil Guna Cegah Stunting Secara Spesifik), Kartu Pelangi yang berisi pesan-pesan gizi sesuai tumbuh balita, Rujak Stunting (Rujukan Terintegrasi untuk Anak Stunting).

Selanjutnya, Permata Kuning (Pemberian Makanan Tambahan Anak untuk Kurangi Stunting), Kids and Mom Care, Kemping Beken (Kader Pendamping Bayi Kecil Kembali Normal), Anting Permata Bumil (Atasi Stunting dengan Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil KEK), Baralek Cetar (Bangun Keluarga Intelek, Cerdas, dan Pintar), PSC 119 Smash Care’s.

Kadinkes juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penilai dan tim panelis yang telah memberikan saran dan masukan kepada Kota Solok dalam percepatan penurunan stunting.

“Semoga Kota Solok dapat menjadi lebih baik lagi di tahun 2024 dan tahun-tahun berikutnya dalam penurunan stunting, sehingga angka stunting di Kota Solok dapat berkurang, dan Kota Solok dapat mencapai target dalam penurunan angka stunting,” katanya.



Menurut dia, penilaian kinerja stunting adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi untuk mengevaluasi kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting dengan menggunakan instrumen penilaian indikator dan periode waktu yang ditentukan.

Ia mengatakan sebelumnya Pemkot Solok mengikuti penilaian kinerja aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2023 di Aula Bappeda Provinsi Sumatera Barat di Padang.

Kegiatan itu dihadiri oleh beberapa OPD terkait penanganan percepatan penurunan stunting, yaitu Setdako Solok, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Pertanian, dan Dinas Pangan.

Pewarta : Rahmatul Laila
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024