Beijing, (Antara) - Politisi Partai Komunis China (PKC) Bo Xilai akan segera menghadapi putusan Pengadilan Rakyat Menengah Jinan, Provinsi Shandong, China, yang akan diumumkan pada Minggu. Pada satu bulan sebelumnya, Bo Xilai telah menghadapi lima kali persidangan atas tuduhan penyalahgunaan wewenang, serta penggelapan dan suap. Pada persidangan sebelumnya, jaksa penuntut telah membeberkan beberapa bukti keterlibatan politisi berusia 64 tahun itu dalam kasus suap, penggelapan dan penyuapan. Bo didakwa menerima sekitar 21,8 juta yuan (3.560.000 dolar AS) dari Xu Ming, seorang pengusaha yang merupakan teman dekatnya, dan Tang Xiaolin, pejabat pada perusahaan ekspor Dalian International Development Ltd yang berbasis di Hongkong. Ia menerima suap melalui istrinya, Gu Kailai, dan putranya, Bo Guagua Dalam persidangan sebelumnya, selain menghadirkan sejumlah saksi yang memberatkan, pengadilan juga menampilkan pernyataan istri Bo Xilai, Gu Kailai, melalui video yang menyatakan bahwa Bo memang terlibat dalam beberapa dugaan tindak kriminal tersebut. Dalam dakwaannya, jaksa menyatakan selama menjabat sebagai Wali Kota Dalian dan Menteri Perdagangan China pada 1999-2006 Bo Xilai telah memberikan keuntungan bagi pihak lain secara illegal. Atas semua tuduhan itu mantan Ketua PKC Kota Chongqing itu membantah. Pengadilan yang digelar di timur kota Jinan itu menandai puncak dari skandal politik terbesar China sejak 1976, yaitu sejak jatuhnya "Gang of Four" pada akhir Revolusi Kebudayaan. Politisi yang sempat diramalkan menggantikan Hu Jintao itu, juga diduga kuat terlibat dalam pembunuhan terhadap pengusaha asal Inggris Neil Heywood pada November 2011 oleh istrinya Gu Kailai. Istrinya, Gu Kailai, sudah diganjar hukuman mati percobaan pada bulan Agustus karena dinyatakan bersalah membunuh seorang warga Inggris, Neil Heywood. (*/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2024