Lubukbasung (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat menetapkan masa transisi dari darurat ke pemulihan pascabencana banjir lahar dingin Gunung Marapi pada 9 Juni sampai 31 Desember 2024, usai tanggap darurat berakhir, Sabtu (8/6).
"Masa transisi ini sangat krusial untuk memastikan bahwa segala aspek pemulihan berjalan dengan lancar dan efektif terutama pembangunan infrastruktur," kata Sekretaris Daerah Agam Edi Busti di Lubuk Basung, Sabtu.
Ia mengatakan periode ini akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur dan mengembalikan kehidupan masyarakat ke kondisi normal.
Salah satu fokus utama dalam masa transisi ini adalah kelanjutan dari kegiatan normalisasi sungai. Kegiatan ini sangat penting untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan dan memastikan aliran sungai kembali normal.
"Normalisasi sungai merupakan langkah preventif yang sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia menambahkan pemasangan tiga sabo dam yang akan ditempatkan di daerah Batu Anguih, Batang Katiak dan Ampek Koto.
Pemasangan sabo dam ini diharapkan nantinya dapat mengurangi risiko bencana banjir dan tanah longsor di masa mendatang.
"Pembangunan sabo dam ini akan berlangsung mulai tahun ini hingga 2026 nanti secara bertahap sesuai instruksi Presiden RI," katanya.
Ia mengakui pemerintah daerah saat ini menunggu tindak lanjut dari Kementerian Pertanian untuk melakukan rekondisi lahan pertanian masyarakat yang terdampak.
"Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memastikan bahwa lahan pertanian yang rusak dapat segera dipulihkan sehingga petani dapat kembali berproduksi," katanya.
Ia menambahkan Pemerintah Kabupaten Agam telah menggelar rapat evaluasi tanggap darurat di Mess Pemda Agam, Sabtu (8/6), dengan tujuan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam pemulihan pasca bencana yang melanda daerah tersebut.
Dalam rapat ini, beberapa topik penting dibahas, termasuk pemulihan sarana dan prasarana, relokasi dan normalisasi, pemenuhan kebutuhan kelompok rentan, serta transisi dari kondisi darurat ke pemulihan.
Rapat evaluasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang konkret dalam mempercepat proses pemulihan di Agam. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam memastikan bahwa segala aspek pemulihan berjalan dengan baik dan masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan dengan normal.
Dengan berbagai langkah yang telah direncanakan, Kabupaten Agam diharapkan dapat segera bangkit dan membangun kembali daerah yang lebih kuat dan tangguh terhadap bencana.
Rapat evaluasi masa tanggap darurat bencana ini juga dihadiri oleh BNPB, Kapolresta Bukittinggi, Dandim 0304 Agam, Kepala OPD di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Agam, camat dan wali nagari dari empat kecamatan yang terdampak, ORARI dan PMI Agam.