Padang (ANTARA) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) memaparkan sejumlah strategi daerah tersebut dalam menangani dampak krisis perubahan iklim sejak beberapa tahun terakhir.

"Kota Padang telah aktif dalam upaya menangani krisis iklim dengan langkah-langkah nyata dan strategis," kata Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang Yosefriawan di Padang, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Yosefriawan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati 5 Juni setiap tahunnya.

Strategi tersebut yakni mengalokasikan lahan seluas 37.767 Hektare (Ha) untuk kawasan lindung sebagai upaya melestarikan keanekaragaman hayati, dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Selanjutnya menyediakan ruang terbuka hijau dan membangun taman di setiap kecamatan. Bukan hanya memberikan ruang bagi warga Kota Padang untuk beraktivitas, tetapi juga meningkatkan kualitas udara dan menyerap emisi karbon di kota berjuluk Kota Bengkuang.

Tidak hanya itu, dengan menetapkan lahan sawah yang dilindungi seluas 2.404 Ha, Pemerintah Kota Padang berupaya untuk menjaga keberlanjutan pertanian dan memastikan pangan bagi masyarakat.

Langkah berikutnya penerapan program kampung iklim. Program ini membina lokasi-lokasi di Kota Padang dengan mengoptimalkan komunitas setempat untuk berpartisipasi dalam upaya adaptasi, dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

"Mulai dari penanaman pohon, pengelolaan sampah, hingga pemanfaatan energi terbarukan," kata dia.

Pemerintah Kota Padang juga telah menyediakan transportasi umum ramah lingkungan. Penyediaan alat transportasi massal ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.

Terakhir, pemerintah daerah menggalakkan gotong royong yang menekankan tiga prinsip utama yaitu serentak secara bersama satu bulan sekali, bersama keluarga, dan di pekarangan rumah masing-masing.

"Ini bukan sekadar gotong royong namun juga memberikan edukasi kepada generasi muda untuk mengolah sampah dengan baik agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan," ujarnya.

Para generasi muda diedukasi agar tidak membakar sampah, menanam tumbuhan di pekarangan rumah, membersihkan drainase, dan mengolah sampah organik menjadi kompos. Pemerintah daerah menilai salah satu dampak positif dari kegiatan Padang Bagoro ialah mencegah banjir lokal serta meminimalisir efek rumah kaca.

Pewarta : Muhammad Zulfikar
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024