Padang (ANTARA) - Politeknik ATI Padang dipercaya Kementerian Perindustrian RI untuk melatih atau enularkan ilmu pengolahan produk turunan kelapa ke 19 delegasi dari sembilan negara di kawasan Karibia, berlangsung selama dua pekan.
"Pemilihan kampus vokasi satu ini untuk melatih 19 delegasi tersebut, karena sekolah kita ini fokus dan kompetensinya di sektor agro, juga punya instruktur tentang kelapa banyak," kata Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin RI Wulan Aprilianti Permata Sari.S.Kom. M.Si di Padang, Selasa malam.
Hal itu disampaikannya disela-sela acara pelepas 19 orang delegasi ke negaranya masing-masing, karena telah menjalani pelatihan peningkatan kapasitas diversifikasi produk turunan kelapa sejak 20 Mei-5 Juni 2024.
Para instruktur yang memberikan pelatihan dari Kemenperin dan Politeknik ATI Padang. Lokasi pelatihan di Direktorat Lt 3 untuk teori dan Teaching Factory+Laboratorium Bahan Agro untuk kegiatan praktek.
Wulan menyampaikan, selain Politeknik ATI Padang kompetensinya di Agro, juga berada di wilayah yang punya sentra kelapa. Peserta pelatihan yang datang dari negara yang dominan komoditas utamanya kelapa.
Program ini, tambahnya, sebelumnya sudah dilakukan pelatihan secara online dengan delegasi sembilan negara di Kawasan Karibia tersèbut.
Justru itu, bentuk tindaklanjutnya pelatihan secara langsung dengan mendatangkan peserta yang tersaring hanya sebanyak 19 orang dari delegasi sembilan negara ke Sumatera Barat.
Sedangkan peserta terdiri atas kalangan petani, pengusaha dan unsur pemerintahan dan asosiasi industri negara di kawasan Karibia tersebut. Pemilihan pesertanya adalah dari Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui perwakilan di kawasan negara tersebut.
"Program ini merupakan kolaborasi antara Kemenlu RI, Kemenperin RI, Kemenkeu RI dan lembaga pelatihan. Kita kolaborasi bareng,"ujarnya.
Wulan juga mengatakan, kegiatan pelatihan serupa ini sudah yang kedua kalinya, pertama dari delegasi negara Tanzania yang fokusnya tentang penyamaan kulit, pelaksanaannya di sekolah vokasi Yogyakarta.
Sebagai bentuk investasi para peserta pelatihan ini, kata dia, mereka membeli masin-mesin pengolahan produk turunan kelapa di Padang sekitar 20 Pic atau satu kontainer untuk dibawa ke negara asalnya. Sebab, di negaranya kurang dan terbatas mesin pengolahan tersebut, jika mereka membuat akan sulit.
Dr.Ester Edwar, M.Pd sebagai Project Manager Capacity Training on Diversification of Coconut Products for Caribbean menambahkan, para peserta dari delegasi sembilan negara sangat antusias untuk mengikuti pelatihan secara langsung selama dua pekan lebih itu.
Dele
gasi yang ikut dari sembilan Negara di Kawasan Karibia meliputi Barbados, Cuba, Grenada, Guyana (Perwakilan CARDI), St. Kitts and Nevis, St. Lucia, St. Vincent and the, Grenadines, Suriname, dan The Bahamas.
Selama dua pekan tersebut, kata Aster fokus materi diajarkan di antaranya bagaimana membuat minyak goreng kelapa dan produk rurunan dalam bentuk Nata De Coco.
"Ternyata selama ini di negara mereka produk Nata De Coco belum diketahuinya. Karenanya para peserta dari delegasi sembilan negara banyak yang membeli mesin-mesin pengolahan produk pertanian yang skala kecilnya di Padang,"ujarnya.
Para peserta sudah sampai di Padang pada sore ini (20/5) dan memberi salam hangat untuk seluruh warga Politeknik ATI Padang.
"Mari kita bersamai mereka selama 18 hari ke depan dengan hospitality terbaik,"imbauan dari pemimpin kampus Politeknik ATI Padang.*