Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota Pemkot Pariaman Sumatera Barat (Sumbar) melarang satuan pendidikan setingkat SMP, SD, dan TK di daerah itu melaksanakan darmawisata atau 'study tour' akibat bencana alam  yang menerjang sejumlah kabupaten dan kota di provinsi tersebut dalam beberapa hari terakhir. 

"Kami melarang sekolah melaksanakan 'study tour' karena melihat bencana alam yang terjadi," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Kota Pariaman Kanderi di Pariaman, Senin. 

Larangan tersebut dikeluarkan melalui surat edaran yang diterbitkan pada 16 Mei 2024 dan berlaku hingga waktu yang tidak ditentukan. 

Surat edaran yang ditandatangani oleh Kadisdikpora Pariaman tersebut dikeluarkan guna mengantisipasi terjadinya hal tidak diinginkan menimpa siswa dan guru yang mengikuti darmawisata.

"Kami tidak ingin hal tidak inginkan menimpa siswa dan guru kita, jadi kami meminta kepala sekolah untuk tidak melaksanakan 'study tour'," katanya. 

Diketahui saat ini memasuki masa kelulusan siswa ditingkat jenjang pendidikan sehingga untuk merayakannya banyak siswa dan guru melaksanakan kegiatan darmawisata. 

Namun dalam beberapa hari terakhir Sumbar mengalami bencana alam di sejumlah kabupaten dan kota bahkan tidak saja merusak infrastruktur jalan namun juga menyebabkan korban jiwa. 

Guna mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan Dinas Pendidikan Sumbar telah mengeluarkan surat edaran pada 14 Mei 2024 agar sekolah di daerah itu tidak melaksanakan darmawisata hingga cuaca kembali normal. 

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan kerugian sementara akibat bencana banjir dan banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di provinsi itu berdasarkan hitung cepat diperkirakan mencapai Rp108,38 miliar.

Juru Bicara BPBD Sumbar Ilham di Padang, Senin, mengatakan data kerugian sebesar Rp108,38 miliar itu masih bisa berubah seiring proses pendataan yang terus dilakukan petugas di lapangan.

Bencana yang melanda tiga daerah di Sumbar pada Sabtu (11/5) mengakibatkan 61 orang meninggal dunia dan 11 orang masih dalam pencarian.

Dari 11 orang itu, menurut Ilham, satu orang di Kabupaten Agam dan sisanya di Kabupaten Tanah Datar.

"Tim SAR bersama tim gabungan masih terus melakukan pencarian di lapangan. Pencarian diperluas hingga ke perbatasan Riau," katanya.
 

Pewarta : Aadiaat Makruf S.
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024