Kabupaten Agam (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melakukan normalisasi sungai-sungai di beberapa titik yang terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi, Sumatera Barat.
"Yang kita lakukan ialah menormalisasi Sungai Batang Katiak dengan menurunkan dua alat berat," kata Direktur Air Tanah dan Air Baku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Dwi Purwantoro di Kabupaten Agam, Selasa.
Bahkan, kata dia, untuk mempercepat proses normalisasi sungai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air akan menambah alat berat lima hingga tujuh unit khususnya di Nagari (desa) Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Baca juga: BNPB paparkan langkah yang dilakukan pascabanjir bandang di Sumbar
Untuk tahap awal pihaknya terlebih dahulu mengamankan badan sungai agar arus sungai tidak menghantam bagian kanan dan kiri sungai. Dengan skema itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berharap aliran sungai kembali lancar.
Tidak hanya itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga akan mengecek apakah masih ada atau tidak embung yang terbuat secara alami di bagian atas atau hulu sungai. Sebab, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya terdapat embung atau bendungan alami yang tiba-tiba runtuh saat kejadian sehingga menyebabkan banjir bandang lahar dingin di sejumlah wilayah.
"Rencananya Kementerian PUPR menurunkan 20 alat berat untuk menormalisasi sungai," sebut dia.
Baca juga: BMKG: Potensi banjir lahar Gunung Marapi susulan lebih besar
Dwi memastikan akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah terkait aliran sungai mana saja yang mesti atau segera dilakukan normalisasi.
"Yang penting kita normalisasi sungai-sungai ini dulu agar air tidak menghantam pemukiman warga," ujarnya.
Selain normalisasi sungai, Kementerian PUPR juga menargetkan perbaikan atau penggantian jembatan-jembatan yang rusak akibat bencana hidrometeorologi tersebut.
Baca juga: Jumlah korban banjir lahar Gunung Marapi bertambah jadi 50 orang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementerian PUPR normalisasi sungai di Sumbar pascabanjir bandang
"Yang kita lakukan ialah menormalisasi Sungai Batang Katiak dengan menurunkan dua alat berat," kata Direktur Air Tanah dan Air Baku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Dwi Purwantoro di Kabupaten Agam, Selasa.
Bahkan, kata dia, untuk mempercepat proses normalisasi sungai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air akan menambah alat berat lima hingga tujuh unit khususnya di Nagari (desa) Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Baca juga: BNPB paparkan langkah yang dilakukan pascabanjir bandang di Sumbar
Untuk tahap awal pihaknya terlebih dahulu mengamankan badan sungai agar arus sungai tidak menghantam bagian kanan dan kiri sungai. Dengan skema itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berharap aliran sungai kembali lancar.
Tidak hanya itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga akan mengecek apakah masih ada atau tidak embung yang terbuat secara alami di bagian atas atau hulu sungai. Sebab, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya terdapat embung atau bendungan alami yang tiba-tiba runtuh saat kejadian sehingga menyebabkan banjir bandang lahar dingin di sejumlah wilayah.
"Rencananya Kementerian PUPR menurunkan 20 alat berat untuk menormalisasi sungai," sebut dia.
Baca juga: BMKG: Potensi banjir lahar Gunung Marapi susulan lebih besar
Dwi memastikan akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah terkait aliran sungai mana saja yang mesti atau segera dilakukan normalisasi.
"Yang penting kita normalisasi sungai-sungai ini dulu agar air tidak menghantam pemukiman warga," ujarnya.
Selain normalisasi sungai, Kementerian PUPR juga menargetkan perbaikan atau penggantian jembatan-jembatan yang rusak akibat bencana hidrometeorologi tersebut.
Baca juga: Jumlah korban banjir lahar Gunung Marapi bertambah jadi 50 orang
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementerian PUPR normalisasi sungai di Sumbar pascabanjir bandang