Kabupaten Agam (ANTARA) - Pusat Krisis Kesehatan atau Puskris Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan pemantauan dan menganalisis kejadian banjir lahar dingin dan banjir bandang yang melanda tiga wilayah di Provinsi Sumatera Barat pada Sabtu (11/5).
"Pada tahap awal kami melakukan analisis dan pemantauan kejadiannya. Kemudian secara bertahap kita akan membangun sistem penanganan kesehatan bagi para penyintas," kata Analis Penanggulangan Krisis Kesehatan Puskris Kemenkes Albet Nomeri di Kabupaten Agam, Senin.
Albet mengatakan apabila dalam beberapa hari ke depan daerah terdampak bencana lahar dingin maupun banjir bandang membutuhkan logistik kesehatan, maka Puskris siap memenuhinya melalui Puskris Regional Provinsi Sumbar dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar.
Namun, apabila logistik kesehatan di kantor regional dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar kosong maka Puskris Kemenkes akan memasok langsung dari pusat.
Saat meninjau lokasi dampak banjir lahar dingin di Nagari (desa) Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Albet memastikan tidak ada kerusakan fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Artinya, seharusnya pemerintah daerah melalui fasilitas kesehatannya bisa melayani dan menangani para penyintas.
"Fasilitas kesehatan tidak ada yang rusak. Hanya saja kini perlu manajemen kebijakan yang diawali dari data," kata dia.
Tidak hanya fokus pada analisis dan pemantauan, Puskris Kemenkes juga meminta pemerintah daerah segera mengumpulkan data-data terkait peristiwa nahas tersebut. Pengumpulan data ditujukan agar Puskris Kemenkes mengetahui langkah atau kebijakan apa yang mesti segera dilakukan di lokasi-lokasi terdampak bencana hidrometeorologi itu.
Data yang dibutuhkan misalnya jumlah dan titik-titik pengungsian korban banjir, jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan penyintas dan sejumlah data lainnya.
Albet optimistis Pemerintah Kabupaten Agam mampu menangani dampak bencana banjir mengingat 15 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sama sekali tidak terdampak banjir lahar dingin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Puskris Kemenkes analisis bencana banjir lahar dingin di Sumbar
"Pada tahap awal kami melakukan analisis dan pemantauan kejadiannya. Kemudian secara bertahap kita akan membangun sistem penanganan kesehatan bagi para penyintas," kata Analis Penanggulangan Krisis Kesehatan Puskris Kemenkes Albet Nomeri di Kabupaten Agam, Senin.
Albet mengatakan apabila dalam beberapa hari ke depan daerah terdampak bencana lahar dingin maupun banjir bandang membutuhkan logistik kesehatan, maka Puskris siap memenuhinya melalui Puskris Regional Provinsi Sumbar dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar.
Namun, apabila logistik kesehatan di kantor regional dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar kosong maka Puskris Kemenkes akan memasok langsung dari pusat.
Saat meninjau lokasi dampak banjir lahar dingin di Nagari (desa) Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Albet memastikan tidak ada kerusakan fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Artinya, seharusnya pemerintah daerah melalui fasilitas kesehatannya bisa melayani dan menangani para penyintas.
"Fasilitas kesehatan tidak ada yang rusak. Hanya saja kini perlu manajemen kebijakan yang diawali dari data," kata dia.
Tidak hanya fokus pada analisis dan pemantauan, Puskris Kemenkes juga meminta pemerintah daerah segera mengumpulkan data-data terkait peristiwa nahas tersebut. Pengumpulan data ditujukan agar Puskris Kemenkes mengetahui langkah atau kebijakan apa yang mesti segera dilakukan di lokasi-lokasi terdampak bencana hidrometeorologi itu.
Data yang dibutuhkan misalnya jumlah dan titik-titik pengungsian korban banjir, jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan penyintas dan sejumlah data lainnya.
Albet optimistis Pemerintah Kabupaten Agam mampu menangani dampak bencana banjir mengingat 15 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sama sekali tidak terdampak banjir lahar dingin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Puskris Kemenkes analisis bencana banjir lahar dingin di Sumbar