Padang (ANTARA) - PLN kawal Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMh) Unand segera beroperasi. Hal ini seperti disampaikan Komisaris Independen PT PLN (Persero) Arcandra Tahar pada kunjungan peninjauannya ke PLTMh Universitas Andalas, Jumat (03/04) lalu. 
 
PLTMh Unand mulai dibangun pada Tahun 2018 dengan anggaran DIPA Kementerian ESDM. Pembangunan berlanjut di Tahun 2021 lewat bantuan anggaran DIPA PUPR. Kucuran dana pemerintah puluhan juta Rupiah, menurut Arcandra, sudah semestinya menjadikan PLTMh Unand bermanfaat maksimal.
 
Apalagi, Sumbar memiliki peluang besar untuk kemandirian energi karena ketersediaan sumber energi listrik lokal yang cukup besar, baik itu angin, air, mikro hidro, panas bumi, dan lain sebagainya. Indonesia dan global bergerak sejalan untuk pengembangan EBT. Isu ini perlu disikapi dengan bijak dan lincah oleh berbagai pihak, termasuk dunia pendidikan. 
 
Hadirnya PLTMh di Kampus Unand dapat menambah presentasi green campus index di Indonesia. Penggunaan energi listrik mikro hidro yang merupakan salah satu bauran energi baru terbarukan (EBT) pun sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai target carbon neutral atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
 
Setelah PLTMh Unand beroperasi, lokasi ini dapat menjadi percontohan kampus yang mendayagunakan potensi EBT menjadi pasokan listrik produktif. Mengingat bauran EBT adalah bauran energi masa depan yang diprediksi akan digunakan di hampir seluruh pembangkit listrik.
 
Senada dengan Arcandra, Rektor Unand Dr. Efa Yonnedi mengatakan, target Unand adalah menjadi Botanical University pada beberapa tahun ke depan. Penggunaan listrik melalui energi hijau PLTMh akan sejalan dengan target ini.
 
Bukti keseriusan menjadi Botanical University, Unand saat ini telah memiliki Pusat Pengolahan Sampah Terpadu (PPST) yang mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif. PPST mengelola sampah organik dan ranting kering menjadi bakar alternatif yang dapat digunakan oleh PLN dan pabrik semen.
 
“PPST Unand sudah eksis mengelola produksi sampah di Unand. Sampah dan ranting kering yang diolah menjadi residu biomassa kering. Selain menjadi solusi dari timbunan sampah produktif, ini menjadi komitmen Unand menuju Bonatical University. Selanjutnya kami berkomitmen menuntaskan PLTMh hingga beroperasi dan menjadikan Unand percontohan Botanical University yang memiliki lokasi riset pembangkit EBT,” sampai Efa.
 
General Manager Eric Rossi Priyo Nugroho, di tempat terpisah menyampaikan, saat ini hampir 52 persen listrik yang dikonsumsi masyarakat wilayah Sumatera Barat berasal dari EBT. Pembangkit EBT tersebut terdiri dari tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan total kapasitas 252,91 MW, 1 unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), 2 unit pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dan belasan PLTMh.
 
‘’Total pasokan Sumbar mencapai 731,4 MW dimana mayoritas diproduksi dari pembangkit EBT. Total pasokan PLTMh sendiri mencapai 41,6 MW. Sumbar masih memiliki potensi pengembangan PLTMh yang sangat besar, kami sangat mendukung jika Unand dapat mengelola potensi ini dengan baik,” sampai Eric.

Pewarta : Rls - Nancy
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024