Pulau Punjung (ANTARA) - Kapolres Dharmasraya, AKBP Bagus Ikhwan bertindak sebagai inspektur upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang dilaksanakan, di halaman kantor bupati setempat, Kamis, (2/5)
Peringatan Hardiknas dihadirkan, Ketua DPRD Dharmasraya, Pariyanto, Dandim 0310 SSJ, Kajari Dharmasraya, Ketua Pengadilan Negeri Pulau Punjung, Ketua Pengadilan Agama, Sekda Dharmasraya, Adlisman, Forkopimda, Ketua MUI, ASN di lingkungan Pemkab Dharmasraya, Guru, mahasiswa, siswa dan peserta upacara lainnya dari berbagai kalangan.
Dalam membacakan amanat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, ia mengatakan, bahwa dalam lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan di Kemendikbudristek. Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan tentang tantangan dan kesempatan yang dimiliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.
"Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan," ujarnya.
Kemudian,dihadapkan dengan tantangan pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup berubah secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat.
Saat ini pemerintah mulai merasakan perubahan terjadi, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang dibangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar.
"Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya," ungkapnya.
Menurut dia lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh.
Indonesia sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas belum selesai. Semua yang telah dijalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang diupayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang cita-citakan.
"Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan," tambah dia.
Teks Foto : AKBP Bagus Ikhwan saat menjadi inspektur peringatan hari pendidikan nasional, Kamis (2/5). (Antara/HO-Kominfo Dharmasraya).
Peringatan Hardiknas dihadirkan, Ketua DPRD Dharmasraya, Pariyanto, Dandim 0310 SSJ, Kajari Dharmasraya, Ketua Pengadilan Negeri Pulau Punjung, Ketua Pengadilan Agama, Sekda Dharmasraya, Adlisman, Forkopimda, Ketua MUI, ASN di lingkungan Pemkab Dharmasraya, Guru, mahasiswa, siswa dan peserta upacara lainnya dari berbagai kalangan.
Dalam membacakan amanat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, ia mengatakan, bahwa dalam lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan di Kemendikbudristek. Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan tentang tantangan dan kesempatan yang dimiliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.
"Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan," ujarnya.
Kemudian,dihadapkan dengan tantangan pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup berubah secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat.
Saat ini pemerintah mulai merasakan perubahan terjadi, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang dibangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar.
"Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya," ungkapnya.
Menurut dia lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh.
Indonesia sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas belum selesai. Semua yang telah dijalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang diupayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang cita-citakan.
"Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan," tambah dia.
Teks Foto : AKBP Bagus Ikhwan saat menjadi inspektur peringatan hari pendidikan nasional, Kamis (2/5). (Antara/HO-Kominfo Dharmasraya).