Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menilai pupuk berbasis batu bara bisa menjadi salah satu alternatif bagi petani yang sering dihadapkan pada kendala kelangkaan pupuk.
"Pemprov Sumbar terus mencari solusi untuk kelangkaan pupuk salah satunya dengan mendorong penggunaan pupuk organik. Pupuk berbasis batu bara bisa menjadi alternatif untuk persoalan pupuk ini," katanya di Padang, Rabu.
Ia mengatakan itu saat membuka program pelatihan pembuatan pupuk berbasis batu bara di Padang.
“Sumbar saat ini dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan pelatihan pembuatan pupuk berbasis batu bara ini. Tentu saja ini kabar baik bagi kita semua, terutama sekali bagi para petani yang kerap menghadapi masalah kelangkaan pupuk,” katanya.
Menurutnya, program pelatihan tersebut sejalan dengan konsentrasi Pemprov Sumbar terhadap sektor pertanian, yang tercermin dari alokasi APBD Sumbar ke sektor tersebut yang mencapai angka 10 persen.
"Sumbar juga siap sebagai tempat pelaksanaan pelatihan serupa untuk masa-masa yang akan datang," katanya.
Pelatihan pembuatan pupuk berbasis batu bara yang akan digelar selama tiga bulan itu juga diikuti oleh warga negara Nigeria.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Nigeria, Usra Hendra Harahap mengatakan Nigeria adalah negara dengan lahan pertanian yang cukup luas. Secara umum, diperkirakan kebutuhan pupuk di Nigeria mencapai 1,8 juta ton per tahun untuk 3 juta hektare total luas lahan pertanian.
"Selama ini Nigeria bergantung pada pupuk kimia (NPK) dan urea, namun tentu hal itu menyebabkan penurunan kualitas nutrisi tanah di sana. Sementara itu, penggunaan pupuk batu bara tidak mengurangi kandungan nutrisi tanah. Oleh karena itu, Nigeria berminat mengikuti pelatihan ini," kata Usra.
Ia menambahkan Nigeria adalah negara yang kaya sumber daya alam, termasuk batu bara. Namun memiliki keterbatasan teknologi.
"Makanya mereka datang ke Indonesia untuk belajar cara pengolahan pupuk berbasis batu bara," katanya.
Sementara itu penyelenggara pelatihan, Raden Umar Hasan Saputra menyebut pelatihan itu bertujuan untuk melakukan transfer teknologi.
"Tujuan akhirnya adalah agar kondisi tanah di dunia ini segera membaik karena pupuk berbasis batubara tidak merusak tanah," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur: Pupuk berbasis batu bara bisa jadi alternatif bagi petani
"Pemprov Sumbar terus mencari solusi untuk kelangkaan pupuk salah satunya dengan mendorong penggunaan pupuk organik. Pupuk berbasis batu bara bisa menjadi alternatif untuk persoalan pupuk ini," katanya di Padang, Rabu.
Ia mengatakan itu saat membuka program pelatihan pembuatan pupuk berbasis batu bara di Padang.
“Sumbar saat ini dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan pelatihan pembuatan pupuk berbasis batu bara ini. Tentu saja ini kabar baik bagi kita semua, terutama sekali bagi para petani yang kerap menghadapi masalah kelangkaan pupuk,” katanya.
Menurutnya, program pelatihan tersebut sejalan dengan konsentrasi Pemprov Sumbar terhadap sektor pertanian, yang tercermin dari alokasi APBD Sumbar ke sektor tersebut yang mencapai angka 10 persen.
"Sumbar juga siap sebagai tempat pelaksanaan pelatihan serupa untuk masa-masa yang akan datang," katanya.
Pelatihan pembuatan pupuk berbasis batu bara yang akan digelar selama tiga bulan itu juga diikuti oleh warga negara Nigeria.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Nigeria, Usra Hendra Harahap mengatakan Nigeria adalah negara dengan lahan pertanian yang cukup luas. Secara umum, diperkirakan kebutuhan pupuk di Nigeria mencapai 1,8 juta ton per tahun untuk 3 juta hektare total luas lahan pertanian.
"Selama ini Nigeria bergantung pada pupuk kimia (NPK) dan urea, namun tentu hal itu menyebabkan penurunan kualitas nutrisi tanah di sana. Sementara itu, penggunaan pupuk batu bara tidak mengurangi kandungan nutrisi tanah. Oleh karena itu, Nigeria berminat mengikuti pelatihan ini," kata Usra.
Ia menambahkan Nigeria adalah negara yang kaya sumber daya alam, termasuk batu bara. Namun memiliki keterbatasan teknologi.
"Makanya mereka datang ke Indonesia untuk belajar cara pengolahan pupuk berbasis batu bara," katanya.
Sementara itu penyelenggara pelatihan, Raden Umar Hasan Saputra menyebut pelatihan itu bertujuan untuk melakukan transfer teknologi.
"Tujuan akhirnya adalah agar kondisi tanah di dunia ini segera membaik karena pupuk berbasis batubara tidak merusak tanah," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur: Pupuk berbasis batu bara bisa jadi alternatif bagi petani