Pariaman (ANTARA) - Desa Kampung Apar, Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, Sumatera Barat membuat dan mengembangkan sejumlah inovasi yang dapat dijadikan sebagai peluang usaha bagi warga melalui Kampung Apar innovation center (KAIC).
"Kami mengapresiasi inovasi dari KAIC karena ini dapat menjadi motivasi bagi masyarakat di Pariaman," kata Sekretaris Daerah Kota Pariaman Yota Balad di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan KAIC telah mengembangkan bank sampah berupa rumah maggot, smart farming, dan ekonomi kreatif lainnya diantaranya produk jahe, kudapan, serta sejumlah keterampilan masyarakat diantaranya sulaman peneliti dan rajutan.
Terbaru, lanjutnya desa tersebut juga telah mengembangkan budidaya melon golden apollo hidroponik dengan sistem dutch bucked yang menurutnya merupakan sistem budidaya buah melon pertama diterapkan di kota tersebut.
Buah melon golden tersebut memiliki warna kulit luar kuning keemasan sedangkan dagingnya berwarna putih dengan rasa yang lebih manis daripada melon lainnya.
Rata-rata berat per buah melon tersebut dua sampai tiga kilogram sedangkan harga jualnya dijual seharga Rp35 ribu perkilogram.
Ia berharap inovasi yang dilakukan desa tersebut dapat memotivasi petani di Pariaman sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga di daerah tersebut.
Selain itu juga dapat menjadi motivasi bagi pemerintah desa lainnya di Pariaman agar terus berinovasi untuk peningkatan perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah itu.
Sementara itu, Ketua KAIC Rasmiwati mengatakan sistem hidroponik dutch bucket merupakan metode tanam dengan aliran air dan keranjang sebagai media tanamnya.
"Budidaya melon golden hidroponik ini sudah dimulai sejak 2022 namun masih menggunakan sistem irigasi tetes, nah karena ingin hasil yang lebih maksimal maka muncul sistem baru yaitu sistem dutch bucket," kata dia.
Ia menyampaikan keuntungan dari sistem tanam tersebut yaitu tidak membutuhkan lahan yang luas sehingga dapat menggunakan pekarangan rumah.
Ia menambahkan dana dimulainya budidaya buah tersebut berasal dari dana pertanggungjawaban sosial Pertamina dengan harapan dapat membangun perekonomian warga desa itu dan memberi contoh kepada petani lainnya.
"Kami mengapresiasi inovasi dari KAIC karena ini dapat menjadi motivasi bagi masyarakat di Pariaman," kata Sekretaris Daerah Kota Pariaman Yota Balad di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan KAIC telah mengembangkan bank sampah berupa rumah maggot, smart farming, dan ekonomi kreatif lainnya diantaranya produk jahe, kudapan, serta sejumlah keterampilan masyarakat diantaranya sulaman peneliti dan rajutan.
Terbaru, lanjutnya desa tersebut juga telah mengembangkan budidaya melon golden apollo hidroponik dengan sistem dutch bucked yang menurutnya merupakan sistem budidaya buah melon pertama diterapkan di kota tersebut.
Buah melon golden tersebut memiliki warna kulit luar kuning keemasan sedangkan dagingnya berwarna putih dengan rasa yang lebih manis daripada melon lainnya.
Rata-rata berat per buah melon tersebut dua sampai tiga kilogram sedangkan harga jualnya dijual seharga Rp35 ribu perkilogram.
Ia berharap inovasi yang dilakukan desa tersebut dapat memotivasi petani di Pariaman sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga di daerah tersebut.
Selain itu juga dapat menjadi motivasi bagi pemerintah desa lainnya di Pariaman agar terus berinovasi untuk peningkatan perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah itu.
Sementara itu, Ketua KAIC Rasmiwati mengatakan sistem hidroponik dutch bucket merupakan metode tanam dengan aliran air dan keranjang sebagai media tanamnya.
"Budidaya melon golden hidroponik ini sudah dimulai sejak 2022 namun masih menggunakan sistem irigasi tetes, nah karena ingin hasil yang lebih maksimal maka muncul sistem baru yaitu sistem dutch bucket," kata dia.
Ia menyampaikan keuntungan dari sistem tanam tersebut yaitu tidak membutuhkan lahan yang luas sehingga dapat menggunakan pekarangan rumah.
Ia menambahkan dana dimulainya budidaya buah tersebut berasal dari dana pertanggungjawaban sosial Pertamina dengan harapan dapat membangun perekonomian warga desa itu dan memberi contoh kepada petani lainnya.