Bukittinggi (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansahrullah menegaskan tentang keterikatan masyarakat Minangkabau dengan masjid yang biasa disebut Surau. Ia mengungkapkan hal itu dalam kunjungan Tim Safari Ramadan (TSR) Provinsi ke Kota Bukittinggi, Rabu (27/3) malam.
"Masjid tidak bisa dipisahkan dengan orang Sumbar, mereka terpaut. Babaliak ka Nagari (kembali ke kampung) artinya kembali ke surau atau masjid masing-masing. Hal ini terbukti dengan banyaknya warga Minangkabau yang menjadi pengurus masjid di seluruh Indonesia," kata Mahyeldi.
Ia mengungkapkan bahwa dalam Islam dinyatakan salah satu ciri penghuni surga nantinya adalah para pemuda yang hatinya terpaut kepada masjid.
Selain memberikan ketenangan, Mahyeldi menegaskan proses kemerdekaan dan upaya mempertahankan negara juga tidak lepas dari peran masjid.
"Perjuangan kemerdekaan lahir dari masjid yang diakui dalam UUD 1945 berbunyi atas rahmat Allah, begitu juga Sumbar menjadi pemerintahan darurat dulu di Koto Tinggi, Sumpur Kudus yang berada di sekitar lokasi masjid khsusunya peristiwa sejarah Situjuh masjid yang dibom Belanda," kata Mahyeldi.
Tim Safari Ramadan (TSR) Sumbar didampingi Pemkot Bukittinggi mengunjungi Masjid Baitul Jalal Muhammadiyah. Gubernur Sumbar, Mahyeldi memimpin langsung kegiatan yang dihadiri ratusan jamaah.
Pemprov juga memberikan bantuan kepada masjid yang terletak di tengah kawasan pasar dan pusat kota itu.
"Hari ini kami dengan TSR berada di Bukittinggi untuk sama-sama menunaikan ibadah shalat malam atau Qiyamul Lail, itikaf, singgah sahur dan Subuh Mubarak," kata Mahyeldi.
Ia juga menyampaikan program Pemprov Sumbar yang salah satunya memprioritaskan perhatian besar kepada generasi muda dalam mempersiapkan Indonesia Emas.
"Pemuda saat ini akan menjadi pemimpin masa depan. Jika ingin bangsa kita kuat nantinya maka generasi muda harus dikuatkan baik dari segi agama, ekonomi, fisik dan lainnya. Jangan sampai mereka menjadi lemah," kata Mahyeldi.
Mahyeldi menyebut Pemerintah Provinsi Sumbar menganggarkan anggaran 20 persen APBD setiap tahunnya salah satunya untuk pendidikan generasi muda dari berbagai dinas terkait.
"Ada 800 ribu orang pelajar di Sumbar yang menjadi tulang punggung masa depan kita bersama. Berbagai program pembekalan terus diberikan yang di Ramadan ini dipindahkan proses belajarnya ke masjid dan wirid remaja di masing daerah," pungkas Mahyeldi.
"Masjid tidak bisa dipisahkan dengan orang Sumbar, mereka terpaut. Babaliak ka Nagari (kembali ke kampung) artinya kembali ke surau atau masjid masing-masing. Hal ini terbukti dengan banyaknya warga Minangkabau yang menjadi pengurus masjid di seluruh Indonesia," kata Mahyeldi.
Ia mengungkapkan bahwa dalam Islam dinyatakan salah satu ciri penghuni surga nantinya adalah para pemuda yang hatinya terpaut kepada masjid.
Selain memberikan ketenangan, Mahyeldi menegaskan proses kemerdekaan dan upaya mempertahankan negara juga tidak lepas dari peran masjid.
"Perjuangan kemerdekaan lahir dari masjid yang diakui dalam UUD 1945 berbunyi atas rahmat Allah, begitu juga Sumbar menjadi pemerintahan darurat dulu di Koto Tinggi, Sumpur Kudus yang berada di sekitar lokasi masjid khsusunya peristiwa sejarah Situjuh masjid yang dibom Belanda," kata Mahyeldi.
Tim Safari Ramadan (TSR) Sumbar didampingi Pemkot Bukittinggi mengunjungi Masjid Baitul Jalal Muhammadiyah. Gubernur Sumbar, Mahyeldi memimpin langsung kegiatan yang dihadiri ratusan jamaah.
Pemprov juga memberikan bantuan kepada masjid yang terletak di tengah kawasan pasar dan pusat kota itu.
"Hari ini kami dengan TSR berada di Bukittinggi untuk sama-sama menunaikan ibadah shalat malam atau Qiyamul Lail, itikaf, singgah sahur dan Subuh Mubarak," kata Mahyeldi.
Ia juga menyampaikan program Pemprov Sumbar yang salah satunya memprioritaskan perhatian besar kepada generasi muda dalam mempersiapkan Indonesia Emas.
"Pemuda saat ini akan menjadi pemimpin masa depan. Jika ingin bangsa kita kuat nantinya maka generasi muda harus dikuatkan baik dari segi agama, ekonomi, fisik dan lainnya. Jangan sampai mereka menjadi lemah," kata Mahyeldi.
Mahyeldi menyebut Pemerintah Provinsi Sumbar menganggarkan anggaran 20 persen APBD setiap tahunnya salah satunya untuk pendidikan generasi muda dari berbagai dinas terkait.
"Ada 800 ribu orang pelajar di Sumbar yang menjadi tulang punggung masa depan kita bersama. Berbagai program pembekalan terus diberikan yang di Ramadan ini dipindahkan proses belajarnya ke masjid dan wirid remaja di masing daerah," pungkas Mahyeldi.