Lubukbasung (ANTARA) -
Kelompok Ternak Nan Sakato, Jorong Gobah, Nagari atau Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat memanfaatkan pakan alternatif untuk ternak itik dalam meningkatkan produksi telurnya.
Kepala Dinas Pertanian Agam Arief Restu di Lubuk Basung, Rabu, mengatakan kelompok itu memiliki pakan alternatif seperti maggot, dedak dan jagung.
"Pemberian pakan ternak alternatif menjadi strategi bagi kelompok peternakan itik di Agam, dalam meningkatkan produksi telur. Terbukti, produksi telur mencapai ratusan butir setiap harinya,” katanya didanpingi Pengawas Bibit Ternak Dinas Pertanian Agam Jafrika.
Ia mengatakan sebelumnya produksi telur hanya mencapai 260-280 butir setiap harinya dengan pakan pabrikan.
Namun jika diberi maggot bisa mencapai 320 butir setiap harinya dari 400 ekor itik yang dibudidayakan.
"Terjadi peningkatan produksi telut cukup tinggi dengan pakan alternatif tersebut," katanya.
Ia mengakui sebelumnya kelompok ini memiliki 500 ekor itik bantuan dari Dinas Pertanian Agam tahun lalu. Karena ada yang mati, sehingga tinggal 400 ekor dan kini menampakkan hasil menggiurkan.
“Pemberian pakan alternatif ini berikan keuntungan besar bagi kelompok, dibanding pakan pabrik. Pakan alternatif dibentuk kelompok secara mandiri,” katanya.
Ia menambahkan keuntungan didapat selain mampu memproduksi telur dengan jumlah banyak, biaya dikeluarkan juga sedikit, sehingga pendapatan anggota kelompok juga jadi meningkat.
“Biaya dikeluarkan untuk pakan alternatif sekitar 20 persen, sedangkan 80 persen lagi sudah menjadi keuntungan bagi kelompok,” katanya.
Dicontohkan apabila setiap hari rata-rata produksi telur 260 butir dikali harga normal per butir Rp3.000, maka kelompok sudah mendapatkan penghasilan Rp780.000 setiap hari.
Jika dikalikan 30 hari, maka kelompok sudah berpenghasilan Rp23,4 juta setiap bulannya. Kemudian dikeluarkan 20 persen modal pakan alternatif, maka keuntungan bersihnya Rp18,7 juta.