Lubukbasung (ANTARA) -
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat membangun kandang komunal di lokasi konflik satwa liar di kampung Jambak, Nagari atau Desa Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, dalam melindungi ternak warga dari serangan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Kepala Resor Konservasi Wilayah I Panti BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubuk Basung, Kamis, mengatakan kandang komunal dengan panjang 35 meter dan lebar 30 meter.
"Pembangunan kandang komunal ini melibatkan warga masyarakat sekitar di lokasi lahan milik peternak," katanya.
Ia mengatakan kandang komunal itu dibangun di lokasi konflik satwa liar jenis harimau sumatera dengan manusia yang terjadi semenjak beberapa bulan lalu, yang mengakibatkan ternak warga luka dan mati dimangsa harimau sumatera.
Kandang komunal itu berfungsi sebagai tiger proof enclosure (kandang anti serangan harimau), karena kandang diberi kawat berduri setinggi tiga meter.
Dengan kondisi itu, harimau kesulitan untuk masuk ke dalam kandang dan ternak terlindung dari serangan satwa liar.
"Kandang komunal itu untuk melindungi ternak warga dari serangan satwa liar terutama harimau sumatera sebagai salah satu bentuk upaya mitigasi konflik," katanya.
Ia menambahkan rencananya kandang kumunal itu untuk mengandangkan ternak warga jenis kerbau tujuh ekor, sapi 15 ekor dan kambing enam ekor dengan pemilik sembilan kepala keluarga.
Di dalam kandang itu, bakal di bangun lokasi tempat berlindung ternak apabila hujan melanda daerah itu.
"Warga akan membangun lokasi berlindung sapi dan kambing," katanya.
Ia mengakui pembangunan kandang itu merupakan dukungan Yayasan Sintas Indonesia dan ini merupakan kandang komunal anti serangan harimau.
Sebelumnya BKSDA Sumbar juga membangun kandang komunal itu di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam pada 2023.