Bukittinggi (ANTARA) - Gunung Marapi (2.891) mdpl di Sumatera Barat belum berhenti mengalami erupsi hingga hari ini. Terakhir gunung berstatus siaga itu meletus di saat waktu subuh diiringi suara dentuman, Selasa.
"Tidak sekeras saat awal erupsi, tapi suara dentuman masih terdengar jelas dan ada sedikit getaran. Bertepatan dengan jemaah subuh keluar mesjid," kata seorang warga Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Ningsih (30).
Ia langsung melihat ke arah gunung melalui jendela rumah yang sedikit bergoyang dan terlihat adanya gumpalan asap tebal dari kawah Marapi.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat hingga hari ini terjadi 129 kali erupsi.
"Untuk erupsi terakhir tercatat pada tanggal 16 Januari 2024 pukul 05:16 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 mm dan durasi 40 detik," kata petugas PGA, Teguh Purnomo.
129 erupsi itu diawali sejak Minggu (03/12) 2023 yang terus berlangsung dalam periode saat ini dengan 22 letusan terjadi pada Januari 2024 hingga Senin ini.
Dalam 16 hari terakhir pada Januari ini, terhitung Gunung Marapi tidak mengalami letusan hanya pada empat hari, selebihnya terjadi letusan maupun hembusan.
Letusan terbanyak dalam satu hari terjadi pada Sabtu (13/01) dengan jumlah empat kali letusan disertai 28 kali hembusan.
Pemerintah daerah setempat bersama tim gabungan TNI-Polri, BPBD dan PMI beserta warga mewaspadai keadaan di daerah rawan terdampak melalui posko siaga yang didirikan di beberapa lokasi.
Sejumlah pewarta dari beragam media ikut mengawal situasi dengan update berita dan informasi di masing-masing posko. Mereka bahkan ikut menginap di lokasi.
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar itu dalam periode erupsi terkininya telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 24 orang dari kalangan pendaki gunung yang terjebak saat awal terjadinya erupsi.
Pada Status Level III (Siaga), masyarakat dan pendaki atau pengunjung direkomendasikan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).
"Tidak sekeras saat awal erupsi, tapi suara dentuman masih terdengar jelas dan ada sedikit getaran. Bertepatan dengan jemaah subuh keluar mesjid," kata seorang warga Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Ningsih (30).
Ia langsung melihat ke arah gunung melalui jendela rumah yang sedikit bergoyang dan terlihat adanya gumpalan asap tebal dari kawah Marapi.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat hingga hari ini terjadi 129 kali erupsi.
"Untuk erupsi terakhir tercatat pada tanggal 16 Januari 2024 pukul 05:16 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 mm dan durasi 40 detik," kata petugas PGA, Teguh Purnomo.
129 erupsi itu diawali sejak Minggu (03/12) 2023 yang terus berlangsung dalam periode saat ini dengan 22 letusan terjadi pada Januari 2024 hingga Senin ini.
Dalam 16 hari terakhir pada Januari ini, terhitung Gunung Marapi tidak mengalami letusan hanya pada empat hari, selebihnya terjadi letusan maupun hembusan.
Letusan terbanyak dalam satu hari terjadi pada Sabtu (13/01) dengan jumlah empat kali letusan disertai 28 kali hembusan.
Pemerintah daerah setempat bersama tim gabungan TNI-Polri, BPBD dan PMI beserta warga mewaspadai keadaan di daerah rawan terdampak melalui posko siaga yang didirikan di beberapa lokasi.
Sejumlah pewarta dari beragam media ikut mengawal situasi dengan update berita dan informasi di masing-masing posko. Mereka bahkan ikut menginap di lokasi.
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar itu dalam periode erupsi terkininya telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 24 orang dari kalangan pendaki gunung yang terjebak saat awal terjadinya erupsi.
Pada Status Level III (Siaga), masyarakat dan pendaki atau pengunjung direkomendasikan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).