Bukittinggi (ANTARA) - Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat melalui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat memperkuat layanan kesehatan yang salah satunya dengan cara menjalin pembinaan jejaring rujukan pelayanan bersama.
"Pembinaan jejaring rujukan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK), Stunting, Wasting dilakukan hingga jejaring yang kuat dengan puskesmas di Agam sebelah timur dan Kota Bukittinggi serta bidan praktek swasta, ini demi layanan terhadap masyarakat lebih cepat dan tepat serta maksimal," kata Direktur RSUD Bukittinggi, Muryani Dhatri, Jumat.
Ia menegaskan pemerintah Kota Bukittinggi bersama dengan RSUD Kota Bukittinggi terus berupaya memberikan dukungan terhadap peningkatan mutu layanan kepada masyarakat baik yang datang dari dalam kota Bukittinggi maupun luar Bukittinggi.
"Program PONEK, Stunting, dan Wasting ini untuk kesejahteraan ibu dan bayi, sebagai upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian anak dengan penanganan rujukan yang terintegrasi," kata dia.
Ia mengungkapkan umumnya stunting ditandai dengan kondisi perawakan pendek di bawah rata-rata tinggi normal anak.
"Sementara Wasting adalah gizi kurang atau gizi buruk, yaitu proporsi berat badan anak terhadap tinggi badannya sangat kurang bahkan berada di bawah rentang angka normal," katanya.
Sekda Kota Bukittinggi, Martias Wanto menyampaikan, kegiatan ini sangat strategis, karena ada potensi layanan kesehatan yang perlu dimanfaatkan.
"Pembinaan jejaring harus dilaksanakan secara berkala, sehingga pelaksanaan program nasional (Prognas) di RSUD Bukittinggi dapat tercapai 100 persen," kata Sekda.
Kepala Dinas Kesehatan, Linda Feroza, menyampaikan, Pemerintah Bersama - sama dengan RSUD Kota Bukittinggi senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan.
"Dukungan selalu diberikan terhadap peningkatan mutu layanan kepada masyarakat baik yang datang dari dalam kota Bukittinggi maupun luar Bukittinggi, dalam mencapai tujuan percepatan Pembangunan Kesehatan," kata Linda.
Pertemuan ini juga menghadirkan narasumber pakar kesehatan seperti Dr. Hendri Zola, Sp. OG dan Dr. Tilmiza,Sp.A, Dr. Delfican, Sp.A,M.Biomed.
"Pembinaan jejaring rujukan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK), Stunting, Wasting dilakukan hingga jejaring yang kuat dengan puskesmas di Agam sebelah timur dan Kota Bukittinggi serta bidan praktek swasta, ini demi layanan terhadap masyarakat lebih cepat dan tepat serta maksimal," kata Direktur RSUD Bukittinggi, Muryani Dhatri, Jumat.
Ia menegaskan pemerintah Kota Bukittinggi bersama dengan RSUD Kota Bukittinggi terus berupaya memberikan dukungan terhadap peningkatan mutu layanan kepada masyarakat baik yang datang dari dalam kota Bukittinggi maupun luar Bukittinggi.
"Program PONEK, Stunting, dan Wasting ini untuk kesejahteraan ibu dan bayi, sebagai upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian anak dengan penanganan rujukan yang terintegrasi," kata dia.
Ia mengungkapkan umumnya stunting ditandai dengan kondisi perawakan pendek di bawah rata-rata tinggi normal anak.
"Sementara Wasting adalah gizi kurang atau gizi buruk, yaitu proporsi berat badan anak terhadap tinggi badannya sangat kurang bahkan berada di bawah rentang angka normal," katanya.
Sekda Kota Bukittinggi, Martias Wanto menyampaikan, kegiatan ini sangat strategis, karena ada potensi layanan kesehatan yang perlu dimanfaatkan.
"Pembinaan jejaring harus dilaksanakan secara berkala, sehingga pelaksanaan program nasional (Prognas) di RSUD Bukittinggi dapat tercapai 100 persen," kata Sekda.
Kepala Dinas Kesehatan, Linda Feroza, menyampaikan, Pemerintah Bersama - sama dengan RSUD Kota Bukittinggi senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan.
"Dukungan selalu diberikan terhadap peningkatan mutu layanan kepada masyarakat baik yang datang dari dalam kota Bukittinggi maupun luar Bukittinggi, dalam mencapai tujuan percepatan Pembangunan Kesehatan," kata Linda.
Pertemuan ini juga menghadirkan narasumber pakar kesehatan seperti Dr. Hendri Zola, Sp. OG dan Dr. Tilmiza,Sp.A, Dr. Delfican, Sp.A,M.Biomed.