Padang (ANTARA) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) melatih para perajin tenun di provinsi tersebut mendesain motif melalui digitalisasi komputer.
"Kita mengambil dua hingga empat perajin di setiap daerah kemudian dilatih tentang pembuatan desain menggunakan digitaliasi komputer," kata Pakar Manajemen Pemasaran dari Universitas Andalas Prof Ratni Prima Lita di Padang, Senin.
Guru besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unand tersebut mengatakan tujuan akhir dari pelatihan desain dan digitalisasi motif tersebut yakni menghasilkan baju siap pakai bagi masyarakat.
Dalam pelatihan tersebut para perajin diajarkan beberapa hal di antaranya tentang tata letak motif, padu padan warna, digitalisasi motif dan lain sebagainya.
Ia menjelaskan selama ini para perajin tenun di provinsi tersebut pada umumnya masih menggunakan cara-cara manual dalam mendesain motif. Motif yang telah digambar kemudian dipindahkan ke kertas milimeter. Cara tersebut dinilai memakan waktu yang cukup lama serta kurang efektif.
"Bahkan, untuk beberapa motif tertentu membutuhkan waktu pengerjaan hingga tiga hari tergantung dari tingkat kerumitannya," ujar dia.
Melalui pelatihan yang didanai Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut, para perajin tenun diajarkan digitalisasi motif.
"Jadi, para penenun ini diajarkan digitalisasi motif dengan menggunakan sebuah aplikasi," jelas dia.
Pelatihan tersebut juga dilatarbelakangi minimnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan teknologi dalam mendesain motif. Bahkan, LPPM Unand mendata baru satu pelaku usaha menggunakan digitalisasi dalam mendesain motif tenun yakni Tenun Kubang Haji Ridwan.
Melalui pelatihan desain dan digitalisasi motif, LPPM Unand berharap para pelaku usaha terutama di bidang fesyen mulai beralih menggunakan cara tersebut.
"Kita mengambil dua hingga empat perajin di setiap daerah kemudian dilatih tentang pembuatan desain menggunakan digitaliasi komputer," kata Pakar Manajemen Pemasaran dari Universitas Andalas Prof Ratni Prima Lita di Padang, Senin.
Guru besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unand tersebut mengatakan tujuan akhir dari pelatihan desain dan digitalisasi motif tersebut yakni menghasilkan baju siap pakai bagi masyarakat.
Dalam pelatihan tersebut para perajin diajarkan beberapa hal di antaranya tentang tata letak motif, padu padan warna, digitalisasi motif dan lain sebagainya.
Ia menjelaskan selama ini para perajin tenun di provinsi tersebut pada umumnya masih menggunakan cara-cara manual dalam mendesain motif. Motif yang telah digambar kemudian dipindahkan ke kertas milimeter. Cara tersebut dinilai memakan waktu yang cukup lama serta kurang efektif.
"Bahkan, untuk beberapa motif tertentu membutuhkan waktu pengerjaan hingga tiga hari tergantung dari tingkat kerumitannya," ujar dia.
Melalui pelatihan yang didanai Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut, para perajin tenun diajarkan digitalisasi motif.
"Jadi, para penenun ini diajarkan digitalisasi motif dengan menggunakan sebuah aplikasi," jelas dia.
Pelatihan tersebut juga dilatarbelakangi minimnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan teknologi dalam mendesain motif. Bahkan, LPPM Unand mendata baru satu pelaku usaha menggunakan digitalisasi dalam mendesain motif tenun yakni Tenun Kubang Haji Ridwan.
Melalui pelatihan desain dan digitalisasi motif, LPPM Unand berharap para pelaku usaha terutama di bidang fesyen mulai beralih menggunakan cara tersebut.