Lubukbasung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat mendirikan dapur umum di Objek Wisata Taman Muko-muko untuk memasak 600 bungkus nasi bagi korban terdampak tanah longsor di Kecamatan Tanjung Raya.
Sekretaris Daerah Agam Edi Busti di Lubuk Basung, Selasa, mengatakan dapur umum tersebut didirikan setelah bencana tanah longsor melanda Nagari Koto Malintang dan Nagari Tanjung Sani Kecamatan Tanjung Raya.
"Kita menyediakan 600 bungkus nasi setiap jam makan untuk kebutuhan korban tanah longsor dan lainnya," katanya.
Ia mengatakan, nasi tersebut didistribusikan ke rumah korban atau lokasi mereka mengungsi pascatanah longsor.
Pendistribusian tersebut menggunakan perahu milik Pemkab Agam, karena jalan menuju lokasi korban sempat tidak bisa dilalui kendaraan akibat tertimbun tanah longsor.
Saat ini masih ada tiga jorong yang tidak bisa dilalui kendaraan yakni, Jorong Muko Jalan, Galapuang dan Batu Nangai.
"Nasi untuk tiga jorong tersebut masih didistribusikan menggunakan perahu," katanya.
Ia menambahkan, curah hujan cukup tinggi semenjak Kamis (13/7) sore sampai Jumat (14/7) pagi, mengakibatkan longsor di Nagari Tanjung Sani dan Koto Malintang Kecamatan Tanjung Raya.
Akibatnya, puluhan rumah warga dan fasilitas umum terdampak dengan kondisi rusak ringan, sedang dan berat. Setelah itu, dua warga meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor atas nama Radi dan Rina warga Pantas, Nagari Tanjung Sani.
Tanah longsor tersebut menimbun badan jalan kabupaten dan provinsi beberapa titik di Nagari Tanjung Sani dan Nagari Koto Malintang.
"Saat ini masih ada delapan titik material tanah longsor di Nagari Tanjung Sani dengan ukuran cukup besar dengan material sekitar ribuan meter kubik dan enam alat berat telah dikerahkan untuk membersihkan material tanah longsor tersebut," katanya.
Sekretaris Daerah Agam Edi Busti di Lubuk Basung, Selasa, mengatakan dapur umum tersebut didirikan setelah bencana tanah longsor melanda Nagari Koto Malintang dan Nagari Tanjung Sani Kecamatan Tanjung Raya.
"Kita menyediakan 600 bungkus nasi setiap jam makan untuk kebutuhan korban tanah longsor dan lainnya," katanya.
Ia mengatakan, nasi tersebut didistribusikan ke rumah korban atau lokasi mereka mengungsi pascatanah longsor.
Pendistribusian tersebut menggunakan perahu milik Pemkab Agam, karena jalan menuju lokasi korban sempat tidak bisa dilalui kendaraan akibat tertimbun tanah longsor.
Saat ini masih ada tiga jorong yang tidak bisa dilalui kendaraan yakni, Jorong Muko Jalan, Galapuang dan Batu Nangai.
"Nasi untuk tiga jorong tersebut masih didistribusikan menggunakan perahu," katanya.
Ia menambahkan, curah hujan cukup tinggi semenjak Kamis (13/7) sore sampai Jumat (14/7) pagi, mengakibatkan longsor di Nagari Tanjung Sani dan Koto Malintang Kecamatan Tanjung Raya.
Akibatnya, puluhan rumah warga dan fasilitas umum terdampak dengan kondisi rusak ringan, sedang dan berat. Setelah itu, dua warga meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor atas nama Radi dan Rina warga Pantas, Nagari Tanjung Sani.
Tanah longsor tersebut menimbun badan jalan kabupaten dan provinsi beberapa titik di Nagari Tanjung Sani dan Nagari Koto Malintang.
"Saat ini masih ada delapan titik material tanah longsor di Nagari Tanjung Sani dengan ukuran cukup besar dengan material sekitar ribuan meter kubik dan enam alat berat telah dikerahkan untuk membersihkan material tanah longsor tersebut," katanya.